PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA DAN
KEBUDAYAAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB
Arab Sebelum Islam
1.Keadaan Alam dan Kehidupan Masyarakat
Arab Selatan
Didaerah
Arab Selatan, Curah hujan cukup banyak masyarakatnya hidup dengan bercocok tanam, sehingga tingkat peradabannya cukup tinggi.
Disamping itu, letaknya didalam dunia perdagangan sangat
strategis (antara India
dan Mesir). Di daerah Kerajaan serba meliputi Kerajaan
yaitu Kerajaan Saba. Daerah Kerajaan Saba meliputi daerah
Yaman sekarang. Bangsa Saba mempunyai sistem pengairan yang baik. Terbukti dari adanya bendungan Ma’rib yang terkenal itu.
Kerajaan Saba banyak mendirikan daerah-daerah Koloni di
Afrika (Pantai Laut Merah). Daerah kolonialnya yang
terkenal diantaranya adalah Abessyara (Habashat). Kerajaan Saba runtuh pada tahun 575 SM ketika ditundukkan oleh Iran.
Arab Tengah
Sebagian
besar daerahnya merupakan gurun pasir. Penduduknya hidup berkelompok
dan biasa disebut dengan suku Badawi. Mereka hidup dari hasil peternakan dan perampasan kafilah-kafilah yang melewati daerah itu.
Mereka adalah pemberanai yang suka sekali berperang dan
tidak mau tunduk kepada siapapun.
Disebut
barat daerah Arab Tengan terdapat jalur perjalanan yang biasa digunakan para kafilah untuk membawa barang-barang dari Asia dibawa ke syaria diteruskan ke
Eropa (Romawi).
Arab Utara
Arab
Utara berbatasan dengan daerah-daerah yang sudah maju seperti Romawi dan Iran.
Daerah ini juga dengan jalur jalan raya Mesir-Romawi-Iran yang bertemu di daerah Palestina merupakan daerah yang menjadi pusat
peradaban tinggi sejak jaman dahulu. Orang-orang Arab
yang berada di daerah itu sudah banyak mendapat pengaruh
peradaban asing. Banyak dari mereka yang sudah masuk agama Kristen atau Yahudi bahkan mereka pernah mempunyai Kerajaan sendiri
yang bernama kereja Nabatea dengan ibukotanya Petra (+ 200 SM-105 M) dan
setelah itu Kerajaan
Palmyra (+ 250-273 M).
Kemudian
muncul Kerajaan Ghassan (di syrra) yang memihak Romawi dan Kerajaan Hira (di Irak) yang memihak Iran,
kedua Kerajaan Arab ini tenggelam ketika Islam mulai
bergerak ke luar Arabia.
2. Tata Kehidupan Sosial
Masa
Arab sebelum islam dikenal dengan sebutan zaman Jahiliya. Pada masa ini bangsa tidak mempunyai pemerintahan yang rapi, karena tatanan
kehidupan mereka hanya diatur menurut kebiasaan yang
diwariskan oleh leluhur mereka. Mereka hidup berpindah
tempat untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan tanah Arab yang bergurun pasir dan
bergunung- gunung.
Mereka
yang merupakan bangsa pemberani didalam membela pendiriannya bahwa kalau perlu mereka berperang sampai titik darah penghabisan
dalam mempertahankan kepribadiaan Arabnya.
3. Adat Istiadat
Bangsa
Arab pada zaman sebelum islam mempunyai adat istiadat penuh dengan takhayul. Mereka juga dipandang memilki akhlak yang tidak
pantas seperti bermain judi, minum-minuman keras, dan
berfoya-foya. Bahkan mereka melakukan pencurian dan
perampokan pada suku-suku yang lain, kalau tertangkap menimbulkan perselisihan dan akhirnya terjadi peperangan antar suku bangsa di
Arab.
Ada juga
suku bangsa di Arab yang biasa melakukan tindakan kekejaman yaitu dengan mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Menurut
kepercayaan, anak perempuan dipandang tidak berguna dan
orang tuannya merasa hina jika memiliki anak perempuan.
4. Kepercayaan Bangsa Arab Sebelum
Islam
Asal
mula bangsa arab menyembah berhala adalah ketika Ka’bah berada dalam kekuasaan Jurhum. Ada
pasukan yang dipimpn oleh Amir bin Luhay datang ke Mekkah
dan berhasil mengalahkan Jurhum kemudian Amir bin Luhay meletakkan sebuah berhala besar yang bernama Hubal disisi Ka’bah dan
memerintahkan penduduk Hijaz agar menyembah berhala itu.
Sejak saat itulah, bangsa Arab menyembah berhala sampai
suku bangsa Quraisy berkuasa kembali di Higas.
Disamping
penyembah berhala, bangsa Arab juga menyembah binatang, jin dan Hantu/syetan. Bila mengharapkan hujan mereka mengikat
rumput-rumput pada ekor kambing dan terus dibakar.
Sesudah mengenal agama Yahudi dan kristen ada juga
sebagian dari bangsa Arab yang memeluk kedua agama itu.
Arab Sesudah Islam
Secara
politis, agama islam telah dapat mempersatukan seluruh suku bangsa Arab yang dahulunya terpecah belah dan berhasil membuat bangsa Arab
menjadi suatu bangsa yang kuat dan berderajat tinggi,
hingga menjadi suatu bangsa yang gilang gemilang.
Agama
Islam pertama kali dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau dilahirkan pada tanggal 20 April 571 M sebagai keturunan dari suku
Quraisy. Pada tahun 611 M ia mulai mengajarkan agama
islam kepada bangsa arab di mekkah. Ternyata penyebaran
agama Islam pertama kali ditentang oleh orang-orang Mekkah, terutama oleh orang Quraisy dibawah pimpinan Abu Sofyan. Maka, pada
tanggal 12 Robiul Awal tahun 622 M Nabi Muhammad SAW
Hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Nabi
Muhammad wafat pada tanggal 8 April 632 M di Madinah. Kemudian kepemimpinan beliau digantikan oleh para Khafilah. Empat orang
Khalifah yang pertama disebut Khafilah ur Rasyidin yaitu Abu Bakar Siddik, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib.
Pada
masa pemerintahana Khafilah Usman untuk pertama kalinya terjadi perpecahan diantara umat islam yakni antara keluarga Khafilah Usman
(Ummayah) dengan keluarga khafilah Ali (Hashim) yang
mengakibatkan timbunya Khalifah- khalifah seperti
Ummayah, Abbasiyah, Fatimah.
Perkembangan Islam Periode Mekkah
Pada
awalnya agama islam hanya berkembang dikota Mekkah dan sekitarnya. Namun awalnya agama islam hanya diterima oleh kalangan bahwa seperti
orang miskin, wanita pekerja maupun para budak. Sejak
penyebaran agama Islam dilakukan secara terbuka, muncul
reaksi perlawanan yang menentang penyebaran islam seperti penyiksaan ,ancaman keselamatan terhadap para pengikut Islam. Sehingga
pada tahun 615 Nabi Muhammad SAW mengungsikan pengikutnya
ke Habsyah, selanjutnya menjadi Abbesinia (Ethiopia
sekarang).
Faktor penyebab terjadinya perlawanan terhadap agama Islam
bukan semata-
mata karena masalah agama yang dipandang bertentangan dengan
kepercayaan asli
masyarakat, tetapi
karena faktor politik, yaitu khawatiran terhadap kemungkinan keluarga Abu Muthalib menguasai Mekkah, faktor ekonomi yaitu
menurunnya pendapatan para pemahat patung dan faktor
sosial, karena kaum bangsawan atau raja tidak setuju
derajatnya disamakan dengan rakyat biasa.
Perkembangan Islam Periode Madinah
Terjadinya
perlawanan yang menentang penyebaran agama Islam dari Mekkah,
menyebabkan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Tetpi sebelum hijrah dilakukan, telah terjadi peristiwa yang
sangat penting, yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada
tanggal 27 Rajab tahun 621 M.
Keadaan
di Madinah sangat jauh berbeda dengan di Mekkah, kalau di Mekkah, Nabi Muhammad SAW islam dimusuhi dan mendapat perlawanan
sehingga tidak mungkin untuk berkembang sedangkan di
Madinah Nabi Muhammad SAW disambut dengan gembira, karena
kedatangan Nabi sudah lama diharapkan.
Di
Madinah perkembangan agama Islam cukup pesat dan penganutnya semakin bertambah banyak. Oleh karena itu, sejak Nabi Muhammad SAW
menetap di Madinah, maka masyarakat Madinah menjadi 4
golongan yaitu :
1. Kaum Muhajirin, terdiri atas
orang-orang Mekkah yang ikut serta melakukan
hijrah dengan Nabi
2. Kaum Ashar, terdiri atas
orang-orang Madinah yang membantu Nabi Muhammad
SAW
3. Kaum Munafiqin, terdiri dari mereka
yang hanya ikut memeluk agama Islam
untuk mencari keuntungan lahiriah belaka
4. Kaum Yahudi, terdiridari golongan
pengikut Nabi Musa yang mengetahui ajaran
Islam, tetapi tidak sudi meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi atau Rasul.
Setelah
beberapa tahun lamanya Nabi Muhammad SAW menetap di Madinah, akhirnya turun perintah jihad, yaitu perang. Perang ini ditunjukkan
untuk melawan Mekkah dan mempertahankan Ka’bah.
Pertempuran sengit terjadi di gurun Badar dan Uhud (tahun
630 M). ka’bah berhasil dikuasi oleh orang-orang Islam dan akhinya penduduk Mekkah dalam waktu kurang lebih dua tahun sebagian besar
Jazirah Arab telah memeluk agama islam. Orang-orang
Yahudi dan Kristen yang mengakui kedaulatan agama Islam
dibiarkan tetap memeluk agama mereka dan dilindungi harta dan jiwanya.
Kemenangan
umat Islam membawa bangsa Arab ke arah persatuan dan kesatuan
karena sudah lama bangsa itu hidup dalam perpecahan dan saling bermusuhan. Nabi Muhammad SAW berhasil penuh dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sebagai Rasul dan pemimpin negara. Namun
Nabi Muhammad SAW tidak dapat mengenyam masa kejayaan
Islam, karena sesudah menegakkan dasar- dasar yang kukuh,
pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 632 M beliau wafat dan dimakamkan di Madinah.
Kekhafilahan
Setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW, muncullah para Khalifah. Fungsi mereka menggantikan jabatan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara,
hakim dan panglima perang. Jabatan khalifah ini terus
berlangsung hingga tahun 1923 M dan baru setelah Mustafa
kemal Pasha menjadi kepala negara sistem kekhalifahan dihapuskan.
Muhammad V merupakan Khalifah terakhir.
Khalifah-khalifah yang pernah berkuasa diantaranya :
Khalifah
Abu Bakar
Ada
beberapa tindakan yang penting dilaksanakan oleh Khalifah Abu Bakar
(632-634 M), diantaranya :
•
Mengembalikan suku-suku Arab yang murtad ke agama Islam
•
Membasmi nabi-nabi palsu, seperti Tulaiha, Musilama dan
lain-lain
•
Mulainya pengumpulan lembaran surat-surat Al Qur’an
•
Peramalan ekspansi Islam keluar Jazirah Arab
Khalifah
Umar Bin Khattab
Ada
beberapa tindakan yang penting dari khafilah umar (634-644 M)
diantaranya :
•
Tahun Hijrah dijadikan permulaan tahun Islam yaitu tahun 622
M sama
dengan 1 tahun Hijrah
•
Daerah Islam diperluas
sampai daerah perbatasan India
dan Tripoli (di
Afrika Utara). Perluasan wilayah ke Asia kecil dan Persia
dilakukan oleh Khalid bin Al Walid sedang ke Afrika Utara
dipimp Amir bin Al As
•
Akibat perluasan
wilayah itu, Islam mendapat kekuatan politik di daerah- daerah
yang sejak dulu mempunyai kebudayaan tinggi. Kemudian terjadi perpaduan antara agama islam dengan kebudayaan setempat, yang telah
terkena pengaruh kebudayaan Yunani.
Khalifah
Usman bin Affan
Jasa
besar Khalifah Usman (644-656 M) pada masa pemerintahannya adalah dibukukannya secara resmi kitab suci Al Qur’an. Pekerjaan ini
diserahkan kepada Zaid bin Tsabit dan susunan Al Qur’an
itu hingga sekarang tidak mengalami perubahan
Khalifah
Ali bin Abi Thalib
Setelah
berakhirnya pertentangan-pertentangan dalam tubuh Islam maka Ali, menantu Nabi, menduduki jabatan kekhalifahan (656-661 M). Namun,
keluarga Ummayah tidak menyetujui Ali sebagai khalifah
dan mereka mencalonkan Mu’awaiyah (Gubernur Syria)
sebagai khalifah. Akhirnya perang saudara tidak dapat
dihindarkan lagi. Dalam pertempuran di Siffin (657 M) pasukan Mu’awiyah hampir dapat dihancurkan. Tetapi Mu’awiyah menggunakan tipu muslihat
dan berdalih untuk mencegah pertentangan maka mengajukan
supaya dibentuk Badan menjadi khalifah. Badan Pengadilan
menentukan bahwa yang menang adalah Mu’awiyah, keputusan
itu tidak memuaskan Ali, sehingga bentrokan berjalan terus.
Pada tahun 661 Ali mati terbunuh, dengan demikian mulailah kekhalifahan keluarga Ummayah
Kekhalifahan
Ummayah
Setelah
kedudukan khalifah dikuasai oleh keluarga Ummayah (661-750 M). Pusat kekuasaan negara Islam dipindahkan keluar Jazirah Arab, yaitu ke
Syria
(Damaskus)
Pada
masa ini, dasar-dasar demokrasi Arab lenyap, karena jabatan khalifah dipegang secara turun temurun. Hidup khalifah sama dengan hidup raja
dengan kekuasaannya yang mutlak.
Wilayah
kekuasaaan negara islam pada masa ini meliputi wilayah yang sangat luas. Ke sebelah barat sampai ke daerah spanyol dan ke sebelah timur
kedaerah Pakistan dan
Asia Tenggara. Perluasan wilayah ini dilakukan oleh :
•
Musa memimpin tentara
islam menyerbu kearah barat menyusuri daerah Afrika utara
samapai Maroko. Perjalanan ini dilanjutkan oleh Tarik dan berhasil menduduki semenanjung Iberia serta menguasai Spanyol (712
M)
•
Muhammad Kasim berhasil menduduki daerah lembah sungai
Shindu (721
M)
•
Maslama memimpin
tentara Islam menyerang konstatinopel tetapi trap serangan
dapat dipukul mundur. Baru ada tahun 1453 M konstatinopel dapat dikuasai.
Pada
tahun 750 M, terjadi perebutan kekuasaan terhadap keluarga Ummayah yang dilakukan oleh golongan Abbasiyah dalam perebutan kekuasaan itu,
hampir seluruh keluarga Ummayah dimusnahkan. Hanya
seorang yang berhasil meloloskandiri, yait Abdur Rachman.
Kekhalifahan
Abbasiyah
Pada
masa ini pusat kekhalifahan dipinahkan dari Damaskus ke Bagdad.
Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M) mengalami perkembangan yang
cukup pesat dan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid
(786-809 M) mencapai puncak yang gemilang. Hal ini tak
lepas dari :
•
Bagdad merupakan pelabuhan
transito dan perdagangannya maju pesat
•
Buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan baik dari Yunani
maupun dari Persia
diterjemahan kedalam bahasa dan huruf Arab
•
Harun Al Rasyid mengadakan persahabatan dengan Karel Agung
(Perancis).
Peristiwa ini terjadi berdasarkan situasi politik sebagai
berikut :
Bagdad bermusuhan
dengan Byzantium dalam memperebutkan Asia kecil
Bagdad bermusuhan dengan keamiran Cordoba
dalam memperebutkan daerah pantai utara Afrika dan juga
karena Cordoba tidak mau mengakui kekhalifahan Bagdad
Perancis bermusuhan dengan Cordoba dalam memperebutkan daerah
Spanyol Utara, juga bermusuhan dengan Byzantium karena daerah Italia.
Dalam perebutan berikutnya kekhalifahan mengalami
kemunduran. Hal ini
disebabkan oleh :
•
Terjadinya perebutan jabatan khalifah diantara keluarga
sediri, sehingga
dalam istana terdapat kelompok-kelompok yang saling
bertentangan
•
Pertentangan itu mengakibatkan pemerintahan pusat menjadi
lemah, sehingga
daerah-daerah bagian banyak yang memerdekakan diri
Kekhalifahan
Cordoba
Abdur
Rachman, satu-satunya keturunan kekhalifahan Ummayah yang berhasil menyelamatkan diri dari serangan golongan Abbasiyah
mendirikan kekhalifahan Cordoba di Spanyol. Ia tetap
menyebut dirinya Amir dan tidak mau mengakui kekhalifahan
Bagdad. Baru pada masa kekuasaan Abdur Rachman
III, Cordoba menyatakan dirinya sebagai khalifah dan kedudukannya seimbang dengan kekhalifahan Bagdad (929 M).
Pada
jaman kekhalifahan Cordoba
ilmu Pengetahuan dan kebudayaan berkembang pesat.
Masjid-masjid banyak dibangun istana dan perpustakaan didirikan
ahli-ahli bangunan, tabib, pengarang, ahli-ahli fikir, ahli pakaian dan ahli-ahli
kemasyarakatan banyak terdapat di Cordoba.
Kemajuan
dalam bidang kebudayaan itu mendorong orang-orang Eropa untuk belajar di spanyol. Kebudayaan dari timur yang telah tinggi dan juga
warisan kebudayaan Romawi danYunani Kuno yang telah
hidang dari Eropa Barat, diketemukan kembali melalui
Islam di spanyol
Daerah
kekuasaan Islam pada perkembangan selanjutnya makin sempit. Akan tetapi, pikiran-pikiran Islam makin meluas. Apabila mula-mula
mempertahankan dan meluaskan pengaruh Islam dengan
pedang, tetapi pada waktu-waktu berikutnya perluasan
Islam dilakukan dengan jalan damai yaitu melalui perdagangan.
Melalui perdagangan inilah Islam masuk ke wilayah Indonesia.
B. PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA
AGAMA DAN
KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Agama
dan kebudayaan Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat di wilayah Indonesia.
Perkembangan ini berawal dari masyarakat indonesia yang berada di daerah pesisir pantai dari daerah pesisir pantai inilah, agama dan
kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman oleh
para ulama. Perkembangan di daerah pedalaman ini
ditujukan kepada kelangan istanan yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan. Apabila raja dan kaum bangsawan telah masuk islam, maka
rakyat sangat patuh dan taat terhadap perintah-perintah
rajanya.
1. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan
bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan islam diperkirakan masuk ke Indonesia
pada sekitar abad ke 7 M, yaitu pada masa kekuasaan
kerajaan Sriwijaya. Penafsiran para ahli ini diperkuat
dengan berita-berita pada masa itu telah terdapat pedagang-pedagang Arab
yang melakukan aktifitas perdagangan di Kerajaan Sriwjaya,
bahkan mereka telah memiliki perkampungan tempat tinggal
sementara dipusat Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat
lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia
dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki
persamaan dengan India
seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang kambay, Gujarat.
Berdasarkan
bukti-bukti ini para ahli membuat sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M dibawa
para pedagang dari Arab. Persia
dan India (Gujarat)
dan berkembang secara nyata sekitar abad ke 13 M.
2.Sumber-smber Berita Masuknya Agama dan
Kebudayaan Islam di Indonesia
Masuk
dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia diperkuat oleh beberapa sumber berita sejarah, baik yang berasal dari
luar negeri maupun dari dalam negeri sumber-sumber berita
itu diantaranya sebagai berikut :
Berita
Arab
Berita
ini diketahui melalui para padagang Arab yang telah melakukan aktifitas dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia pada masa
perkembangan Kerajaan Sriwijaya (abad ke 7 M) sebagai Kerajaan
maritim yang menguasai jalur pelayanan perdagangan di
wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka.
Kegiatan para pedagang Arab di kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu
Zabag, Zabay atau Sribusa.
Berita
Eropa
Berita
ini datangnya dari Marcopolo, ia adalah orang eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari
Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas
dari kaisar cina untuk mengantarkan putrinya yang
dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam perjalanannya itu ia singgah di Sumatra bagian Utara. Di
daerah ini ia telah menemukan adanya Kerajaan Islam,
yaitu Kerajaan samudera dengan ibu kotanya Pasai.
Berita
India
Dalam
berita ini disebutkan bahwa para pedagang India
dari Gujarat mempunyai
peranan yang sangat penting didalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah
pesisir pantai.
Berita
Cina
Berita
ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-ho ia menyatakan melalui
tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada
saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal dipantai
utara Pulau Jawa.
Sumber-sumber
dari dalam Negeri, Sumber-sumber ini diperkuat dengan
penemuan-penemuan seperti :
•
Penemuan sebuah batu
di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan
huruf dan bahasa Arab. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’mun
(1028).
•
Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal
pada bulan
Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.
•
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun
1419. Jerat
makam didatangkan dari Gujarat
dan berisi tulisan Arab.
Saluran Penyebaran Islam
Perdagangan
Sejak
abad ke 7 M para pedagang Islam dari Arab, Persia dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping
berdagangan, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan
mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain
termasuk masyarakat Indonesia.
Perkawinan
Para pedagang Islam yang melakukan
kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama. Keadaan
ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi
atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini terkadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum
pribumi dengan para pedagang islam.
Politik
Pengaruh
kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam maka rakyat juga
akan mengikuti jejak rajanya.
Setelah
tersosialisasinya agama islam, maka kepentingan politik dilakukan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan
penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak
mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat
dan memerintahkanuntuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah
Pendidikan
Para ulama, guru-guru,
ataupun para Kyai juga memiliki peranan yang cukup
penting dalam penyebarkan agama dan budaya Islam. Meraka
menyebarkan agama
Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan
pondok-pondok
pesantren.
Kesenian
Saluran
kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan
selanjutnya dilaksankan dakwah-dakwah keagamaan.
Disamping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Melalui
cerita-cerita wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam .Contohnya:Sunan Kalijaga memanfatkan seni wayang untuk proses
Islamisasi.
Tasawuf
Para ahli tasawwuf hidup dalam
kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati
kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini
biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan
masyarakat, diantaranya ahli dalam
menyembuhkan penyakit. Penyebaran agama-agama islam yang
mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, dalam pikiran,
dan budaya masyarakat pada masa itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dapat mudah diterima oleh masyarakat. Contoh ahli tasawwuf antara lain
Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
Melalui berbagai saluran diatas, Islam dapt diterima dan
berkembang pesat
sejak sekitar abad ke 13 M. Alasanya adalah sebagai berikut
.
•
Islam bersifat terbuka.
•
Penyebaran islam dilakukan secara damai.
•
Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
•
Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan sangat
sederhana.
•
Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan
kehidupan masyarakat
dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki harta.
Wali Songo
Para wali berjasa dalam menyebarkan
agama dan kebudayaan Islam di Indonesia dikenal dengan
sebutan Wali Songo. Lima
orang wali bermukim di Jawa Timur, tiga orang di Jawa
Tengah dan seorang di Jawa Barat. Para wali
itu adalah sebagai berikut :
1. Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan
kemudian
berkedudukan di Gresik.
2. Sunan Ngampel yang semula bernama
Raden Rakhmat berkedudukan di Ngampel
( Ampel ), dekat Surabaya.
3. Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat
yang berkedudukan di Drajat dekat sedayu ( Surabaya ).
4. Sunan Bonang yang semula bernama
Makdum Ibrahim, putra Raden Rakhmat
dan berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
5. Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid sunan
Ngampel
berkedudukan di
bukit Giri Gresik.
6. Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus.
7. Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus.
6. Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus.
7. Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus.
8. Sunan Kalijaga yang semula bernama
Joko Said berkedudukan di Kadilanyu
dekat Demak.
9. Sunan Gunung Jati yang semula bernama
Fatahillah atau Faletehan yang berasal dari Samudra
Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa, Banten dan kemudian menetap di Gunung Jati dekat Cirebon.
Selain
wali songo terdapat juga syekh Siti Jenah atau Syekh Lemah Abang. Karena mengajarkan ilmu tasawwuf, yang belum tepat pada saat itu, maka
ia dihukum bakar dan tidak dianggap termasuk kedalam wali
songo.
Kita
juga mengenal para pemikir Islam atau sufi seperti Hamzah Fansuri, Naruddin Ar-Raniri. Mereka adalah pemikir sekaligus penulis yang
produktif pada awal masa perkembangan Islam.
Penyebar
agama Islam yang lain di Jawa Tengah adalah Sunan Tembayat atau Sunan Bayat. Ia berkedudukan di
Klaten, ia
menyebarkan agama Islam melalui pendidikan di pondok
pesantren.
C. PERWUJUDAN AKULTURASI KEBUDAYAAN INDONESIA
DENGAN
KEBUDAYAAN ISLAM
Seni bangunan
1. Masjid
Dipandang
dari sudut arsitekturnya, masjid-masjid yang terdapat di Indonesia, terutama
pada masjid-masjid kuno dengan masjid-masjid di negeri lainnya. Adapun ciri khas menjadi pada zaman Islam di Indonesia adalah sebagai berikut
:
a. AtapAtap bukan berupa kubah, melainkan berupa atap
tumpang, yaitu atap yang
bersusun, semakin
keatas semakin kecil. Tingkatan paling atas membentuk limas. Jumlah tumpang selalu ganjil (gasal) biasanya 3 tapi ada juga yang
lain seperti pada masjid Banten.
Pada
surau-surau, atapnya mempunyai ciri tersendiri yaitu seperti limas tetapi
tidak bersusun melainkan runcing pada puncaknya. Bentuk seperti
ini sering dijumpai pada relief-relief di Jawa Timur.
Hiasan yang terdapat pada puncak atap masjid dan surau
disebut mustaka (biasanya terbuat dari tanah bakar atau benda lainnya)
b. Menara
Meskipun
menara bukan bagian masjid yang harus ada, namun dalam seni bangunan Islam selalu merupakan bagian tambahan yang memberi
keindahan. Menara pada masjid kudus da masjid banten
cukup unik bentuknya. Menara masjid kudus merupakan
sebuah candi jawa timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya serta diberi atap tumpang, sedang menara masjid banten
adalah tambahan yang diusahakan oleh seorang pelarian
belanda bernama Cardeel. Sebenarnya bentuk menara ini
yang lebih tinggi dapat dijadikan mercu suar seperti pada
bangunan-bangunan yang terdapat di Eropa.
c. Letak masjid
Pada
umumnya masjid dirikan berdekatan dengan istana kalau disebelah utara dan selatan istana biasanya terdapat sebuah lapangan, yang dijawa
disebut alun-alun, maka masjid didirikan di tepi barat
alun-alun.
Masjid sering juga ditemukan di tempat-tempat keramat, yaitu
tempat makam
seorang raja, wali atau ahli agama yang termasyur.
Masjid-masjid itu diantaranya :
•
Masjid Agung Cirebon yang bertingkat dua dan dibangun pada
awal abad
ke 16 M
•
Masjid katangka di Sulawesi Selatan dari abad ke 17 M
•
Masjid-masjid yang terdapat di Jakarta seperti masjid Angke, Tambora Marunda
•
Masjid Agung Demak yang berdiri abad ke 16 M
•
Masjid Baiturahmah dibangun pada masa Sultan Iskandar
•
Masjid Ternate
•
Madjid Jepara
•
Madjid Agung Banten dibangun pada abad ke 16 M
2. Makam
Makam
sebagai tempat kediaman yang terakhir dan abadi diusahakan pula menjadi perumahan yang sesuai dengan orang yang dikur disitu.
Pemakaman para raja bentuknya seperti sebuah istana,
seakan-akan makam itu disamakan dengan tempat orangnya
ketika masih hidup. Makan itu juga merupakan gugusan cungkup dan jirat-jirat yang dikelompokkan menurut hubungan kekeluargaan.
Makam
tertua di indonesia
adalah makam fatimah binti Maimun yang telah terkenal
dengan nama putri Suwari di Leran (tahun 1982 M), dan makamnya justru diberi cungkup. Makam ini mirip candi. Hal ini membuktikan bahaw pada
abad ke 11 M masyarakat masih terikat pada bentuk candi.
Makam-makam kuno itu diantaranya :
•
Makam dan Gapura Sendang Duwur letaknya diatas bukit di
daerah Tuban
•
Cungkup makan Putri Suwari di Lenan (Gresik)
•
Makam Malikul Saleh di Samudera Pasai
•
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahin di Gresik
•
Menara Masjid Kudus, bentuknya serupa dengan candi yang
terdapat di Jawa
Timur
•
Makam memakai Ghunongan yang ditemukan di Madura
Aksara dan seni rupa
Penulis
aksara-aksara (huruf-huruf) Arab di Indonesia, biasanya dipadukan dengan seni jawa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Huruf-huruf Arab yang
tertulis dengan sangat indah itu disebut dengan seni
kaligrafi (seni Kath dan Kholt).
Seperti
juga jenis karya seni rupa islam lainnya, perkembangan seni kaligrafi Arab di Indonesia kurang begitu pesat, apalagi dibandingkan dengan
negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
•
Penggunaan seni kaligrafi Arab sebagai hiasan di Indonesia masih
sangat terbatas
•
Bangunan-bangunan kuno pada permulaan berdirinya Kerajaan
Islam kurang
memberi peluang bagi penerapan seni kaligrafi
•
Bangunan masjid-masjid kuno seperti masjid Banten, Cirebon, Demak dan Kudus
kurang memperhatikan penggunaan Seni Kaligrafi Arab
Seni
Kaligrafi hadir dengan kondisi yang kurang menguntungkan, tetapi dapat dikatakan tetap ada perkebangan, karena seni kaligrafi tetap
diperlukan untuk berbagai macam keperluan seperti :
•
Untuk hiasan pada bangunan-bangunan masjid
•
Untuk motif hiasan batik
•
Untuk hiasan pada keramik
•
Untuk hiasan pada keris
•
Untuk hiasan pada batu nisan dan
•
Untuk hiasan pada dinding rumah
Sampai saat sekarang seni kaligrafi berkembang di Indonesia,
terutama dalam
seni ukir. Seni ukir kaligrafi ini dikembangkan oleh
masyarakat dari Jepara.
Seni Sastra
Perkembangan awal seni sastra Indonesia pada zaman Islam berkisar
di
sekitar Selat Malaka (daerah Melayu) dan di Jawa.
Dibandingkan
seni sastra zaman Hindu, hasil-hasil seni sastra zaman Islam tidak terlalu banyak yang sampai kepada kita. Hal ini disebabkan seni
sastra daerah belum mampu sebagai tempat menyimpan. Mengabadikan,
melangsungkan dan meneruskan hasil-hasil karya karangan
sastra zaman Islam kepada kita.
Seni
sastra zaman Islam yang berkembang di Indonesia sebagian besar mendapat pengaruh dari Persia, seperti cerita-cerita tentang Amir
Hamzah, Bayan Budiman, 1001 malam (alf lailawa laila).
Dalam
seni sastra zaman Islam di daerah melayu dikenal Syair Ken Tambunan, Lelakon Mahesa Kumitir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang
Kinundang, Hidayat Panji Kuda Sumirang, Hidayat Cekel Waneng
Pati, Hidayat Panji Wilakusuma.
Disamping
seni sastra tersebut diatas, juga terdapat kitab-kitab suluk. Kitab- kitab suluk. Kitab-kitab ini bercorak magis dan berisi ramalan-ramalan
dan penetuan hari-hari baik dan buruk, serta
pemberiaan-pemberiaan makna pada suatu kejadian.
Beberapa contoh dari kitab suluk adalah sebagai berikut :
•
Suluk Sukarsa : isinya untuk menceritakan seseorang ( Ki
Sukarsa) yang mencari
ilmu untuk mendapatkank kesempurnaan
•
Suluk Wujil : isinya wejangan-wejangan sunan Bonang kepada
Wujil (Wujil
adalah seorang kerdil bekas abdi Raja Majapaihit)
•
Suluk Malang Sumirang : isinya mengagungkan orang yang telah
mencapai
kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan
Sistem Pemerintahan
Kerajaan
Samudra Pasai sebagai isla yang pertama, diperkirakan berdiri pada abad ke 13 M. Kerajaan ini merupakan kerjaan pertama yang menganut
siste pemerintahan yang bercorak Islam.
Dalam
perkembangan selanjutnya di daerah-daerah lain di Indonesia mulai bermunculan sistem pemerintahan bercorak Islam, termasuk daerah-daerah
pesisir pantai. Perkembangan ini semalam bertambah pesat
setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit dan berdirinya
Kerajaan Demak dengan raja pertamanya Raden Patah.
Oleh karena itu, pada abad ke 16 M hampir diseluruh wilayah Indonesia
terdapat pusat-pusat pemerintahan Islamdengan rajanya
bergelar Sultan.
Filsafat dan Ajaran Islam
Dalam
perjalannya, Islam sebagai agama mengalami banyak perkembangan dalam alam pikiran yang pada hakikatnya untuk mengimbangi perkembangan
jiwa masyarakat pendukungnya. Dalam abad ke 18 tersusun
dasar-dasar ilmu fikih yaitu ilmu yang menguraikan segala
macam peraturan serta yaitu ilmu yang menguraikan segala
macam peraturan serta hukum guna menetapkan kewajiban-kewajiban masyarakat Islam terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia. Pada abad
ke 10 M lahirlah dasar-dasar Ilmu Qalam, yaitu berisi
penetapan segala abad ke 11 lahir dasar- dasar ilmu
Tasawwuf, yaitu memberi jalan kepada manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan berdasarkan Cinta terhadapNya. Ketiga ilmu itulah yang
menjadi dasar filsafat dan pegangan umat islam.
No comments:
Post a Comment