Pengertian Laju Reaksi
Laju atau kecepatan
didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu. Satuan
waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh,
seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah
berpindah tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam.
Bagaimanakah cara menyatakan laju dari
suatu reaksi? Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan
konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi,
maka jumlah zat pereaksi akan makin sedikit, sedangkan produk makin banyak.
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju
bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M)
atau mol per liter (mol. L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt).
Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1
atau M.dt-1).
c C + d D ---Pendefinisian laju reaksi lebih lanjut
dapat kita perhatikan pada persamaan stoikiometri berikut. a A + b B
Bila laju reaksi diungkapkan sebagai
berkurangnya pereaksi A atau B dan bertambahnya produk C atau D tiap satuan
waktu,
Dengan tanda minus (-) menunjukkan
konsentrasi pereaksi makin berkurang, tanda positip (+) menunjukkan konsentrasi
produk makin bertambah dan ? menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau
produk. Sebagai contoh, untuk reaksi:
2 H2O (l) ----2H2
(g) + O2 (g)
Laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi H2 dan O2 atau laju bertambahnya H2O, dan ditulis:
Sesuai dengan persamaan reaksi diatas,
setiap 2 mol H2 yang bereaksi (habis), maka bereaksi pula 1 mol O2. Artinya
laju berkurangnya H2 adalah dua kali laju berkurangnya O2 Oleh karena itu, laju
reaksi dinyatakan sebagai berikut.
dengan demikian dari persamaan diatas diperoleh
Dengan cara yang sama, persamaan umum (1) dapat berlaku
Dimensi (satuan) bagi laju reaksi adalah konsentrasi/waktu,
sehingga umumnya berlaku satuan laju reaksi = mol/liter. Menit atau satuan
lain. Untuk fasa gas, satuan konsentrasi akan lebih tepat bila menggunakan
tekanan.
Perhatikan Gambar 3, reaksi antara bromin
dengan asam formiat yang ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut.
Br2 (aq) + HCOOH (aq) ——- 2H+ (aq) + 2 Br – (aq) + CO2 (g)
Awal reaksi bromin berwarna coklat kemerahan, lama kelamaan
menjadi tidak berwarna.
Berkurangnya konsentrasi bromin dalam satu satuan waktu
yang ditandai dengan hilangnya warna dari coklat kemerahan menjadi tidak
berwarna (dari kiri ke kanan).
Persamaan Laju Reaksi
Tujuan dari mempelajari laju reaksi adalah
untuk dapat memprediksi laju suatu reaksi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
hitungan matematis melalui hukum laju. Sebagai contoh, pada reaksi:
c C + d D ----a
A + b B
Dimana A dan B adalah pereaksi, C dan D
adalah produk dan a,b,c,d adalah koefisien penyetaraan reaksi, maka hukum
lajunya dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju reaksi = k [A]m [B]n ……………………….(3)
dengan,
k = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan
katalis (jika ada)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap
pereaksi A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap
pereaksi B
[A], [B] = konsentrasi dalam molaritas.
Pangkat m dan n ditentukan dari data
eksperimen, biasanya harganya kecil dan tidak selalu sama dengan koefisien a
dan b. Semakin besar harga ‘k’ reaksi akan berlangsung lebih
cepat. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya memperbesar harga k. Secara
formal hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi
dari konsentrasi semua komponen spesies yang menentukan laju reaksi.
Kata laju
mempunyai hubungan dengan selang waktu. Apabila waktu yang diperlukan singkat,
berarti lajunya besar. Sebaliknya, jika selang waktunya panjang, dikatakan
bahwa lajunya kecil. Jadi, laju berbanding terbalik dengan waktu. Reaksi
kimia menyatakan perubahan suatu zat menjadi zat lain, yaitu perubahan suatu
pereaksi menjadi hasil reaksi. Perubahan ini dinyatakan dalam sebuah persamaan
reaksi.
Di dalam
sebuah persamaan reaksi, jumlah relatif zat-zat pereaksi dan hasil reaksi dapat
dilihat dari koefisien reaksinya. Contoh: Pada percobaan serbuk besi yang
dibubuhkan pada larutan HCl terjadi reaksi sebagai berikut.
Fe(s) + 2
HCl(aq) ------> FeCl2(aq) + H2(g) Laju reaksi didefinisikan
sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Atau
dapat juga didefinisikan sebagai banyaknya mol zat per liter (untuk gas atau
larutan) yang berubah menjadi zat lain dalam satu satuan waktu. Konsep laju
reaksi dapat dirumuskan, sebagai berikut.
r = ^ c
..... ^t
r = laju reaksi
^ c = perubahan konsentrasi
^ t = perubahan waktu
..... ^t
r = laju reaksi
^ c = perubahan konsentrasi
^ t = perubahan waktu
Faktor-faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi Proses
berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini
akan memengaruhi jumlah tumbukan antarmolekul dari zat-zat yang bereaksi. Suatu
reaksi akan berlangsung lebih cepat jika tumbukan antarpartikel dari zat-zat
pereaksi lebih sering terjadi dan lebih banyak.
Sebaliknya,
reaksi akan berlangsung lebih lambat jika hanya sedikit partikel dari zat-zat
pereaksi yang bertumbukan. Beberapa faktor yang memengaruhi laju reaksi, antara
lain:
1.
konsentrasi;
2. luas
permukaan sentuhan;
3.
temperatur;
4.
katalis.
1.
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Laju reaksi
dari berbagai reaksi biasanya berbedabeda, ada yang cepat dan ada yang lambat.
Salah satu faktor yang memengaruhi laju reaksi di antaranya adalah konsentrasi
pereaksi. Persamaan laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang
menyatakan hubungan laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi.
Persamaan
laju reaksi atau hukum laju reaksi dapat diperoleh dari serangkaian eksperimen
atau percobaan. Dalam setiap percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi
diubah-ubah, sedangkan konsentrasi pereaksi lain dibuat tetap.
Secara umum ditulis menurut
persamaan reaksi
sebagai berikut.
a A + b B -----> c C + d D
dan persamaan laju reaksinya:
r = k [A]m [B]n
r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m, n = orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B
sebagai berikut.
a A + b B -----> c C + d D
dan persamaan laju reaksinya:
r = k [A]m [B]n
r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m, n = orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B
Orde reaksi
hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Orde reaksi pada reaksi keseluruhan
disebut orde reaksi total. Besarnya orde reaksi total adalah jumlah semua orde
reaksi pereaksi. Jadi, orde reaksi total (orde reaksi) pada reaksi tersebut
adalah m + n.
2. Luas
permukaan sentuhan
Luas
permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi merupakan suatu faktor yang
memengaruhi kecepatan reaksi bagi campuran pereaksi yang heterogen, misalnya
antara zat padat dan gas, zat padat dengan larutan, dan dua macam zat cair yang
tak dapat campur.
Reaksi kimia
dapat berlangsung jika molekulmolekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat
pereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Hal ini terjadi jika antara zat-zat
yang akan bereaksi terjadi kontak. Semakin luas permukaan sentuhan antara
zat-zat yang bereaksi, semakin banyak molekul-molekulyang bertumbukan dan
semakin cepat reaksinya.
Pada reaksi
antara zat padat dan gas atau antara zat padat dan larutan, kontak terjadi di
permukaan zat padat itu. Kontak yang terjadi antara dua zat cair yang tidak
dapat bercampur terjadi pada bidang batas antara kedua macam zat cair
tersebut.
Untuk
membuktikan pengaruh luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi
terhadap laju reaksinya, dapat diambil contoh reaksi antara pualam dan larutan
HCl yang berlangsung menurut persamaan sebagai berikut.
CaCO3(g) + 2
HCl(aq) -----> CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(aq) Pada percobaan
pertama digunakan CaCO3 berbentuk butiran dan pada percobaan kedua digunakan
CaCO3 berupa serbuk. Harus diperhatikan bahwa pada kedua percobaan itu massa
CaCO3 dan konsentrasi larutan HCI yang digunakan harus sama.
Perbedaan
kecepatan reaksi tersebut dapat diketahui dengan membandingkan volume gas CO2
yang terbentuk selama selang waktu tertentu yang sama. Ternyata volume
CO2 yang dihasilkan pada percobaan pertama lebih sedikit daripada yang
diperoleh pada percobaan kedua. Hal ini membuktikan bahwa laju reaksi yang
menggunakan serbuk CaCO3 lebih besar daripada yang menggunakan butiran
CaCO3.
3.
Pengaruh temperatur
Berdasarkan
data tersebut disimpulkan bahwa makin tinggi temperatur pereaksi, makin cepat
laju reaksinya. Untuk setiap kenaikkan temperatur sebesar 10 °C laju reaksi
menjadi dua kali lebih cepat dari semula. Laju reaksi bergantung pada
temperatur, hal ini ditunjukkan dalam hukum laju reaksi melalui tetapan laju
yang diperoleh dengan mengubah temperatur secara bervariasi. Hampir dalam
setiap hal, laju reaksi bertambah dengan naiknya temperatur.
4.
Pengaruh katalis
Katalis
dapat mempengaruhi laju reaksi. Umumnya katalis dapat meningkatkan laju reaksi
tetapi tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi itu. Bagaimana kerja
katalis dan mengapa katalis dapat meningkatkan laju reaksi?
No comments:
Post a Comment