Sejarah Kebudayaan Islam
A. Pendahuluan
Manusia
merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan
akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusiapun diberikan
kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari
itu pada kaitannya manusia tidak mungkin terlepas dari yang namanya
sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan
menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sejarah
merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan
sebagai bahan instropeksi diri. Begitu pula dengan sejarah peradaban
Islam yang merupakan alat untuk mempelajari kejadian yang terjadi di
masa lalu ataupun sebagai acuan untuk lebih dapat memajukan Islam
daripada sebelumnya.
Peradaban Islam merupakan kajian yang sangat
luas. Seperti yang dijelaskan dalam makalah ini, bahwa peradaban Islam
sangat erat kaitannya dengan kebudayaan tetapi tetap merupakan dua hal
yang berbeda. Dalam kebudayaan mencakup juga peradaban, tetapi tidak
sebaliknya.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengertian dan
ruang lingkup sejarah peradaban Islam, akan dijelaskan lebih terperinci
dalam makalah ini.
1. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
a. Pengertian Sejarah
Secara
etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon
kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History[1].
b. Karakteristik sejarah
Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapat dilihat berdasarkan 3 orientasi
Pertama
: sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa
peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau dalam kaitannya dengan
keadaan masa kini.
Kedua : sejarah merupakan pengetahuan tentang
hokum hokum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di
peroleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa
lampau.
Ketiga : sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada
pengetahuan tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain
sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang proses suatu masyarakat.
c. Kegunaan sejarah
Sejarah
mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga sejarah mempunyai
beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah antara lain :
- Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi kelangsungan hidup.
-
Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh
contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas manfaat secara
lebih khusus demi kelangsungan hidup.
- Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.
Dengan
begitu pentingnya sejarah dalam kehidupan ini di dalam ALQur’an sendiri
terdapat beberapa kisah para nabi dan tokoh masa lampau diantaranya:
2. Makna Peradaban Islam
Dari
akar kata madana lahir kata benda tamaddun yang secara literal berarti
peradaban (civilization) yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan
(city base culture) atau kebudayaan kota (culture of the city). Di
kalangan penulis Arab, perkataan tamaddun digunakan – kalau tidak salah
– untuk pertama kalinya oleh Jurji Zaydan dalam sebuah judul buku
Tarikh al-Tamaddun al-Islami (Sejarah Peradaban Islam), terbit
1902-1906. Sejak itu perkataan Tamaddun digunakan secara luas
dikalangan umat Islam. Di dunia Melayu tamaddun digunakan untuk
pengertian peradaban. Di Iran orang dengan sedikit berbeda menggunakan
istilah tamaddon dan madaniyat. Namun di Turkey orang dengan
menggunakan akar madinah atau madana atau madaniyyah menggunakan
istilah medeniyet dan medeniyeti. Orang-orang Arab sendiri pada masa
sekarang ini menggunakan kata hadharah untuk peradaban, namun kata
tersebut tidak banyak diterima ummat Islam non-Arab yang kebanyakan
lebih menyukai istilah tamaddun. Di anak benua Indo-Pakistan tamaddun
digunakan hanya untuk pengertian kultur, sedangkan peradaban
menggunakan istilah tahdhib[2].
Kata peradaban seringkali
dikaitkan dengan kebudayaan bahkan, banyak penulis barat yang
mengidentikan “kebudayaan” dan “peradaban” islam. Seringkali peradaban
islam dihubungkan dengan peradaban Arab meskipun sebenarnya antara Arab
dan Islam tetap bisa dibedakan. Adapun yang membedakan antara
kebudayaan tersebut adalah dengan adanya peningkatan peradaban pada
masa jahiliyah yang berasal dari kebodohan. Hal ini pada akhirnya
berubah ketika islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW di Arab.
Sehingga pada masanya kemudian islam berkembang menjadi suatu peradaban
yang menyatu dengan bangsa Arab bahkan berkembang pesat kebagian
belahan dunia yang lainnya, islam tidak hanya sekedar agama yang
sempurna melainkan sumber peradaban islam itu sendiri.
Landasan
peradaban islam dalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya,
sementara landasan kebudaan islam adalah agama[3]. Dalam islam tidak
seperti masyarakat penganut agama yang lainnya, agama bukanlah
kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan
merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama islam adalah
wahyu dari peradaban.
Peradaban merupakan kebudayaan yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana
kebudayaan tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya tapi juga
mempengaruhi daerah-daeerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut
berkembang.
3. Sejarah peradaban Islam
Sejarah peradaban
islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbgai
macam pengetian lain diantaranya
- Sejarah peradaban islam merupakan
kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu
periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai
perkembangan kekuasaan islam sekarang.
- Sejarah peradaban islam
merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat islam dalam lapangan
kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
- Sejarah perdaban islam
merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan
melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan
ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
4. Islam sebagai Peradaban
Konon,
ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi,
Heraclitus untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatun sawa’)
ditolak dengan halus, nabi hanya berkomentar pendek “sa uhajim al-ruum
min uqri baiti” (Akan saya perangi Romawi dari dalam rumahku). Ucapan
Nabi ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada
ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru
menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu
komunitas kecil di jazirah Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan
berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan Romawi.
Dan
Nabi benar, pada tahun 700 an, tidak lebih dari setengah abad sesudah
wafatnya Nabi Muhammad (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan
Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ketangan
Alexander the Great. Selanjutnya, Muslim memasuki kawasan yang telah
lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang berarti.
Menurut William R Cook pada tahun 711 M – 713 M kerajaan Kristen di
kawasan Laut Tengah jatuh ketangan Muslim dengan tanpa pertempuran,
meskipun pada abad ke 7 kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang
lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi Muslim.
Baru pada abad ke sebelas kerajaan Kristen di kawasan itu mulai melawan
Muslim. Demitri Gutas dengan jelas mengakui:
“…..pada tahun 732
M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan
agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas
Asia Tengah dan anak benua India hingga Spanyol dan Pyrennes.”
Gutas
bahkan menyatakan bahwa dengan munculnya peradaban Islam, Mesir untuk
pertama kalinya, sejak penaklukan Alexander the Great, dapat
dipersatukan secara politis, administratif dan ekonomis dengan Persia
dan India dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan ekonomi dan
kultural yang memisahkan dua dunia yang berperadaban, Timur dan Barat,
sebelum Islam datang yang dibatasi oleh dua sungai besar dengan
mudahnya lenyap begitu saja.
Sudah tentu proses kejatuhan Romawi
tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Edward Gibbon dalam The Decline
And Fall Of The Roman Empire menyatakan bahwa periode kedua dari
merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor:
pertama di era kekuasaan Justinian banyak wewenang memberi kepada
Imperium Romawi di Timur; kedua adanya invasi Italia oleh Lombards;
ketiga penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh orang Arab
yang beragama Islam; keempat pemberontakan rakyat Romawi sendiri
terhadap raja-raja Konstantinopel yang lemah; dan terakhir munculnya
Charlemagne yang pada tahun 800 M mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat.
Jadi
penyebab kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor,
seperti problem agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan,
keuangan dan militer. Dan di antara faktor terpenting penyebab
kajatuhan Romawi adalah datangnya Islam. Pernyataan Nabi yang
diplomatis itu nampaknya terbukti. Nabi tidak pernah pergi menyerang
Romawi Barat maupun Timur, tapi datangnya gelombang peradaban Islam
telah benar-benar menjadi faktor penyebab kejatuhan Romawi. Ini juga
merupakan bukti bahwa Islam sebagai din yang menghasilkan tamaddun yang
dapat diterima oleh bangsa-bangsa selain bangsa Arab. Sebab Islam
membawa sistem kehidupan yang teratur dan bermartabat, sehingga mampu
membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Jadi Islam diterima
oleh bangsa-bangsa non Arab karena universalitas ajarannya alias
kekuatan pancaran pandangan hidupnya.
Ketika Kaisar Persia
Ebrewez, cucu Kaisar Khosru I, merobek-robek surat Nabi sambil berkata
:”Pantaskah orang itu menulis surat kepadaku sedangkan ia adalah
budakku”, Nabi pun berkomentar pendek “Semoga Allah merobek-robek
kerajaannya”. Dan Sabda Nabi kembali terbukti bahwa sesudah itu putera
Kaisar yang bernama Qabaz merebut kekuasaan dengan membunuh Kaisar
Ebrewez, ayahnya sendiri. Qabaz pun kemudian hanya berkuasa empat bulan
saja lamanya. Selanjutnya kekaisaran Persia itu berganti-ganti hingga
sepuluh kali dalam masa empat tahun. Ia benar-benar porak poranda.
Akhirnya, rakyat mengangkat kaisar Yazdajir dan pada masa inilah Persia
tidak berdaya ketika tentara Islam datang. Sejak itu kekaisaran Persia
benar-benar runtuh.
Sebagaimana sikapnya terhadap kekaisaran
Romawi, Nabi tidak keluar rumah untuk menjatuhkan (merobek-robek)
kekaisaran Persia. Nabi hanya menyerbarkan Islam yang memang merupakan
peradaban yang memiliki konsep ketuhanan, kemanusiaan dan kehidupan
yang jelas dan teratur. Di Indonesia, Islam masuk tanpa peperangan.
Islam masuk dan diterima oleh masyarakat yang telah memiliki
kepercayaan Hindu yang kuat. Namun karena kekuatan konsepnya Islam
mudah merasuk kedalam pandangan hidup masyarakat nusantara waktu itu,
maka dalam kehidupan secara menyeluruh. Ini bukti bahwa Islam tersebar
bukan melulu karena pedang. Islam tersebar, menguasai dan menyelamatkan
(mengislamkan) masyarakat di kawasan-kawasan yang didudukinya. Tidak
ada eksploitasi sumber alam untuk dibawa ke daerah darimana Islam
berasal. Tidak ada pertambahan kekayaan bagi jazirah Arab. Tidak ada
kemiskinan akibat masuknya Muslim ke kawasan yang didudukinya.
Daerah-daerah yang dikuasai atau diselamatkan ummat Islam justru
menjadi kaya dan makmur. Itulah watak peradaban Islam yang sangat
berbeda dari peradaban Barat yang eksploitatif[5].
5. Peran dan Fungsi Manusia Sebagai Pembuat Peradaban
Dalam
perspektif islam manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban
memiliki kedudukan dan peran inti, kedudukan dan posisi manusia di
kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya:
- Manusia adalah ciptaan
Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah. Sebagai konsekwensi
logis manusia memilki kebebasan yang bertanggung jawab, dalam arti yang
seluas luasnya dan pada dimensi yang beragam yang pasa gilirannya
merupakan amanat yang harus di pikul.
- Guna mengemban tugasnya
sebagai mahluk yang di mulyakan Allah, tidak sepeti ciptaan Allah yang
lain. Semuanya mempunyai tekanan yang sama yaitu agar manusia
menggunakan akalnya hanya untuk hal hal yang positif sesuai dengan
fitrah dan panggilan hati nuraninya, dan amatlah tercella bagi orang
yang teperdaya oleh hawa nafsu terlepas dari kemanusiaannya dan
fitrahnya.dan dalam hal ini
B. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam
Tanda
wujudnya peradaban, menurut Ibn Khaldun adalah berkembangnya ilmu
pengetahuan seperti fisika, kimia, geometri, aritmetik, astronomi,
optic, kedokteran dsb. Bahkan maju mundurnya suatu peradaban tergantung
atau berkaitan dengan maju mundurnya ilmu pengetahuan. Jadi substansi
peradaban yang terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah ilmu
pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya
komunitas yang aktif mengembangkannya. Karena itu suatu peradaban atau
suatu umran harus dimulai dari suatu “komunitas kecil” dan ketika
komunitas itu membesar maka akan lahir umran besar. Komunitas itu
biasanya muncul di perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari
kota itulah akan terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan
kehidupan yang daripadanya timbul suatu sistem kemasyarakat dan
akhirnya lahirlah suatu Negara. Kota Madinah, kota Cordova, kota
Baghdad, kota Samara, kota Cairo dan lain-lain adalah sedikit contoh
dari kota yang berasal dari komunitas yang kemudian melahirkan Negara.
Tanda-tanda lahir dan hidupnya suatu umran bagi Ibn Khaldun di
antaranya adalah berkembanganya teknologi, (tekstil, pangan, dan papan
/ arsitektur), kegiatan eknomi, tumbuhnya praktek kedokteran, kesenian
(kaligrafi, musik, sastra dsb). Di balik tanda-tanda lahirnya suatu
peradaban itu terdapat komunitas yang aktif dan kreatif menghasilkan
ilmu pengetahuan.
Namun di balik faktor aktivitas dan
kreativitas masyarakat masih terdapat faktor lain yaitu agama,
spiritualitas atau kepercayaan. Para sarjana Muslim kontemporer umumnya
menerima pendapat bahwa agama adalah asas peradaban, menolak agama
adalah kebiadaban. Sayyid Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber
peradaban. Meskipun dalam paradaban Islam struktur organisasi dan
bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip dan
nilai-nilai asasinya adalah satu dan permanent. Prinsip-prinsip itu
adalah ketaqwaan kepada Tuhan (taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan
(tauhid), supremasi kemanusiaan di atas segala sesuatu yang bersifat
material, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan penjagaan dari
keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya
sebagai khalifah Allah di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya
(syariat).
Karena islam lahir di Arab, maka isi dari ruang
lingkup dari sejarah peradaban islam membahas tentang riwayan nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu tuhan sejak beliau belum dilahirkan
sampai beliau wafat, perjuang-perjuangan nabi Muhammad SAW dalam
menyebarkan agama islam, kemajuan islam yang diteruskan oleh para
sahabatnya masa disintregrasi, masa kemunduran, penyebaran islam
dibelahan dunia barat hubungan perkembangan islam di negara kita ini
serta pusat-pusat peradaban islam
Makalah Pendidikan Matematika Sejarah Kebudayaan Islam
A. Pendahuluan
Manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu pada kaitannya manusia tidak mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai bahan instropeksi diri. Begitu pula dengan sejarah peradaban Islam yang merupakan alat untuk mempelajari kejadian yang terjadi di masa lalu ataupun sebagai acuan untuk lebih dapat memajukan Islam daripada sebelumnya.
Peradaban Islam merupakan kajian yang sangat luas. Seperti yang dijelaskan dalam makalah ini, bahwa peradaban Islam sangat erat kaitannya dengan kebudayaan tetapi tetap merupakan dua hal yang berbeda. Dalam kebudayaan mencakup juga peradaban, tetapi tidak sebaliknya.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengertian dan ruang lingkup sejarah peradaban Islam, akan dijelaskan lebih terperinci dalam makalah ini.
1. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
a. Pengertian Sejarah
Secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History[1].
b. Karakteristik sejarah
Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapat dilihat berdasarkan 3 orientasi
Pertama : sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.
Kedua : sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hokum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di peroleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa lampau.
Ketiga : sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang proses suatu masyarakat.
c. Kegunaan sejarah
Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga sejarah mempunyai beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah antara lain :
- Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi kelangsungan hidup.
- Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup.
- Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.
Dengan begitu pentingnya sejarah dalam kehidupan ini di dalam ALQur’an sendiri terdapat beberapa kisah para nabi dan tokoh masa lampau diantaranya:
2. Makna Peradaban Islam
Dari akar kata madana lahir kata benda tamaddun yang secara literal berarti peradaban (civilization) yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan (city base culture) atau kebudayaan kota (culture of the city). Di kalangan penulis Arab, perkataan tamaddun digunakan – kalau tidak salah – untuk pertama kalinya oleh Jurji Zaydan dalam sebuah judul buku Tarikh al-Tamaddun al-Islami (Sejarah Peradaban Islam), terbit 1902-1906. Sejak itu perkataan Tamaddun digunakan secara luas dikalangan umat Islam. Di dunia Melayu tamaddun digunakan untuk pengertian peradaban. Di Iran orang dengan sedikit berbeda menggunakan istilah tamaddon dan madaniyat. Namun di Turkey orang dengan menggunakan akar madinah atau madana atau madaniyyah menggunakan istilah medeniyet dan medeniyeti. Orang-orang Arab sendiri pada masa sekarang ini menggunakan kata hadharah untuk peradaban, namun kata tersebut tidak banyak diterima ummat Islam non-Arab yang kebanyakan lebih menyukai istilah tamaddun. Di anak benua Indo-Pakistan tamaddun digunakan hanya untuk pengertian kultur, sedangkan peradaban menggunakan istilah tahdhib[2].
Kata peradaban seringkali dikaitkan dengan kebudayaan bahkan, banyak penulis barat yang mengidentikan “kebudayaan” dan “peradaban” islam. Seringkali peradaban islam dihubungkan dengan peradaban Arab meskipun sebenarnya antara Arab dan Islam tetap bisa dibedakan. Adapun yang membedakan antara kebudayaan tersebut adalah dengan adanya peningkatan peradaban pada masa jahiliyah yang berasal dari kebodohan. Hal ini pada akhirnya berubah ketika islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW di Arab. Sehingga pada masanya kemudian islam berkembang menjadi suatu peradaban yang menyatu dengan bangsa Arab bahkan berkembang pesat kebagian belahan dunia yang lainnya, islam tidak hanya sekedar agama yang sempurna melainkan sumber peradaban islam itu sendiri.
Landasan peradaban islam dalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudaan islam adalah agama[3]. Dalam islam tidak seperti masyarakat penganut agama yang lainnya, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari peradaban.
Peradaban merupakan kebudayaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana kebudayaan tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya tapi juga mempengaruhi daerah-daeerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut berkembang.
3. Sejarah peradaban Islam
Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbgai macam pengetian lain diantaranya
- Sejarah peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan islam sekarang.
- Sejarah peradaban islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
- Sejarah perdaban islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
4. Islam sebagai Peradaban
Konon, ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclitus untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatun sawa’) ditolak dengan halus, nabi hanya berkomentar pendek “sa uhajim al-ruum min uqri baiti” (Akan saya perangi Romawi dari dalam rumahku). Ucapan Nabi ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan Romawi.
Dan Nabi benar, pada tahun 700 an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi Muhammad (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ketangan Alexander the Great. Selanjutnya, Muslim memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang berarti. Menurut William R Cook pada tahun 711 M – 713 M kerajaan Kristen di kawasan Laut Tengah jatuh ketangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke 7 kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi Muslim. Baru pada abad ke sebelas kerajaan Kristen di kawasan itu mulai melawan Muslim. Demitri Gutas dengan jelas mengakui:
“…..pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah dan anak benua India hingga Spanyol dan Pyrennes.”
Gutas bahkan menyatakan bahwa dengan munculnya peradaban Islam, Mesir untuk pertama kalinya, sejak penaklukan Alexander the Great, dapat dipersatukan secara politis, administratif dan ekonomis dengan Persia dan India dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan ekonomi dan kultural yang memisahkan dua dunia yang berperadaban, Timur dan Barat, sebelum Islam datang yang dibatasi oleh dua sungai besar dengan mudahnya lenyap begitu saja.
Sudah tentu proses kejatuhan Romawi tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Edward Gibbon dalam The Decline And Fall Of The Roman Empire menyatakan bahwa periode kedua dari merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor: pertama di era kekuasaan Justinian banyak wewenang memberi kepada Imperium Romawi di Timur; kedua adanya invasi Italia oleh Lombards; ketiga penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh orang Arab yang beragama Islam; keempat pemberontakan rakyat Romawi sendiri terhadap raja-raja Konstantinopel yang lemah; dan terakhir munculnya Charlemagne yang pada tahun 800 M mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat.
Jadi penyebab kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti problem agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan militer. Dan di antara faktor terpenting penyebab kajatuhan Romawi adalah datangnya Islam. Pernyataan Nabi yang diplomatis itu nampaknya terbukti. Nabi tidak pernah pergi menyerang Romawi Barat maupun Timur, tapi datangnya gelombang peradaban Islam telah benar-benar menjadi faktor penyebab kejatuhan Romawi. Ini juga merupakan bukti bahwa Islam sebagai din yang menghasilkan tamaddun yang dapat diterima oleh bangsa-bangsa selain bangsa Arab. Sebab Islam membawa sistem kehidupan yang teratur dan bermartabat, sehingga mampu membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Jadi Islam diterima oleh bangsa-bangsa non Arab karena universalitas ajarannya alias kekuatan pancaran pandangan hidupnya.
Ketika Kaisar Persia Ebrewez, cucu Kaisar Khosru I, merobek-robek surat Nabi sambil berkata :”Pantaskah orang itu menulis surat kepadaku sedangkan ia adalah budakku”, Nabi pun berkomentar pendek “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya”. Dan Sabda Nabi kembali terbukti bahwa sesudah itu putera Kaisar yang bernama Qabaz merebut kekuasaan dengan membunuh Kaisar Ebrewez, ayahnya sendiri. Qabaz pun kemudian hanya berkuasa empat bulan saja lamanya. Selanjutnya kekaisaran Persia itu berganti-ganti hingga sepuluh kali dalam masa empat tahun. Ia benar-benar porak poranda. Akhirnya, rakyat mengangkat kaisar Yazdajir dan pada masa inilah Persia tidak berdaya ketika tentara Islam datang. Sejak itu kekaisaran Persia benar-benar runtuh.
Sebagaimana sikapnya terhadap kekaisaran Romawi, Nabi tidak keluar rumah untuk menjatuhkan (merobek-robek) kekaisaran Persia. Nabi hanya menyerbarkan Islam yang memang merupakan peradaban yang memiliki konsep ketuhanan, kemanusiaan dan kehidupan yang jelas dan teratur. Di Indonesia, Islam masuk tanpa peperangan. Islam masuk dan diterima oleh masyarakat yang telah memiliki kepercayaan Hindu yang kuat. Namun karena kekuatan konsepnya Islam mudah merasuk kedalam pandangan hidup masyarakat nusantara waktu itu, maka dalam kehidupan secara menyeluruh. Ini bukti bahwa Islam tersebar bukan melulu karena pedang. Islam tersebar, menguasai dan menyelamatkan (mengislamkan) masyarakat di kawasan-kawasan yang didudukinya. Tidak ada eksploitasi sumber alam untuk dibawa ke daerah darimana Islam berasal. Tidak ada pertambahan kekayaan bagi jazirah Arab. Tidak ada kemiskinan akibat masuknya Muslim ke kawasan yang didudukinya. Daerah-daerah yang dikuasai atau diselamatkan ummat Islam justru menjadi kaya dan makmur. Itulah watak peradaban Islam yang sangat berbeda dari peradaban Barat yang eksploitatif[5].
5. Peran dan Fungsi Manusia Sebagai Pembuat Peradaban
Dalam perspektif islam manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti, kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya:
- Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah. Sebagai konsekwensi logis manusia memilki kebebasan yang bertanggung jawab, dalam arti yang seluas luasnya dan pada dimensi yang beragam yang pasa gilirannya merupakan amanat yang harus di pikul.
- Guna mengemban tugasnya sebagai mahluk yang di mulyakan Allah, tidak sepeti ciptaan Allah yang lain. Semuanya mempunyai tekanan yang sama yaitu agar manusia menggunakan akalnya hanya untuk hal hal yang positif sesuai dengan fitrah dan panggilan hati nuraninya, dan amatlah tercella bagi orang yang teperdaya oleh hawa nafsu terlepas dari kemanusiaannya dan fitrahnya.dan dalam hal ini
B. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam
Tanda wujudnya peradaban, menurut Ibn Khaldun adalah berkembangnya ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, geometri, aritmetik, astronomi, optic, kedokteran dsb. Bahkan maju mundurnya suatu peradaban tergantung atau berkaitan dengan maju mundurnya ilmu pengetahuan. Jadi substansi peradaban yang terpenting dalam teori Ibn Khaldun adalah ilmu pengetahuan. Namun ilmu pengetahuan tidak mungkin hidup tanpa adanya komunitas yang aktif mengembangkannya. Karena itu suatu peradaban atau suatu umran harus dimulai dari suatu “komunitas kecil” dan ketika komunitas itu membesar maka akan lahir umran besar. Komunitas itu biasanya muncul di perkotaan atau bahkan membentuk suatu kota. Dari kota itulah akan terbentuk masyarakat yang memiliki berbagai kegiatan kehidupan yang daripadanya timbul suatu sistem kemasyarakat dan akhirnya lahirlah suatu Negara. Kota Madinah, kota Cordova, kota Baghdad, kota Samara, kota Cairo dan lain-lain adalah sedikit contoh dari kota yang berasal dari komunitas yang kemudian melahirkan Negara. Tanda-tanda lahir dan hidupnya suatu umran bagi Ibn Khaldun di antaranya adalah berkembanganya teknologi, (tekstil, pangan, dan papan / arsitektur), kegiatan eknomi, tumbuhnya praktek kedokteran, kesenian (kaligrafi, musik, sastra dsb). Di balik tanda-tanda lahirnya suatu peradaban itu terdapat komunitas yang aktif dan kreatif menghasilkan ilmu pengetahuan.
Namun di balik faktor aktivitas dan kreativitas masyarakat masih terdapat faktor lain yaitu agama, spiritualitas atau kepercayaan. Para sarjana Muslim kontemporer umumnya menerima pendapat bahwa agama adalah asas peradaban, menolak agama adalah kebiadaban. Sayyid Qutb menyatakan bahwa keimanan adalah sumber peradaban. Meskipun dalam paradaban Islam struktur organisasi dan bentuknya secara material berbeda-beda, namun prinsip-prinsip dan nilai-nilai asasinya adalah satu dan permanent. Prinsip-prinsip itu adalah ketaqwaan kepada Tuhan (taqwa), keyakinan kepada keesaan Tuhan (tauhid), supremasi kemanusiaan di atas segala sesuatu yang bersifat material, pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan penjagaan dari keinginan hewani, penghormatan terhadap keluarga, menyadari fungsinya sebagai khalifah Allah di Bumi berdasarkan petunjuk dan perintahNya (syariat).
Karena islam lahir di Arab, maka isi dari ruang lingkup dari sejarah peradaban islam membahas tentang riwayan nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu tuhan sejak beliau belum dilahirkan sampai beliau wafat, perjuang-perjuangan nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama islam, kemajuan islam yang diteruskan oleh para sahabatnya masa disintregrasi, masa kemunduran, penyebaran islam dibelahan dunia barat hubungan perkembangan islam di negara kita ini serta pusat-pusat peradaban islam
Share
Post a Comment
No comments:
Post a Comment