Comments

3-comments

FOLLOW ME

LATEST

3-latest-65px

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Ads block

Banner 728x90px

Section Background

Section Background

Your Name


Your Message*

SEARCH

Makalah Perkuliah

Dalam melaksanakan aktivitas pendidikan lingkungan hidup, disarankan untuk melakukan tahapan perencanaan dan persiapan, yang meliputi: pendalaman materi, penyusunan modul, dan persiapan kegiatan.
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan kegiatan pendidikan lingkungan hidup adalah:
1. Tentukan tujuan umum-khusus
2. Tentukan tema
3. Pilih obyek
4. Susun alur kegiatan
5. Persiapkan alat bantu
6. Pelaksanaan kegiatan
7. Evaluasi kegiatan
Penyusunan modul PLH Non Formal dilakukan setelah ditemukan tema yang akan dijadikan sebagai sentral topik pendidikan lingkungan hidup. Adapun struktur dari modul PLH sekurangnya meliputi:
1. Tema Kegiatan
Tema kegiatan merupakan aspek utama dari kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya saja tema ”Panas Dingin” untuk menggambarkan kondisi di kawasan hutan dan di kawasan tak berhutan.
2. Tujuan Umum/Khusus
Tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan umum merupakan hal besar/umum yang ingin diwujudkan, sedangkan tujuan khusus adalah pencapaian secara spesifik/khusus. Misalnya: Tujuan umum: Mengetahui fungsi hutan. Tujuan khusus: mengetahui fungsi hutan sebagai pelindung
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan adalah rincian peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan PLH. Sangat disarankan untuk melakukan pendataan serinci mungkin agar tak ada yang terlupakan saat pelaksanaan kegiatan.
4. Obyek
Obyek merupakan hal yang ingin diamati (bila ada)
5. Waktu
Waktu menunjukkan lamanya kegiatan akan dilakukan. Dalam penulisan waktu, juga dapat dilakukan bersama dengan penulisan setiap setiap tahapan alur yang akan dilaksanaan. Semakin detail akan sangat membantu bagi fasilitator PLH.
6. Metoda
Metoda merupakan penggambaran umum terhadap metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Misalnya diskusi, permainan, dll.
7. Alur kegiatan
Alur kegiatan merupakan rincian tahapan kegiatan secara terstruktur.
8. Evaluasi
Evaluasi menegaskan cara melakukan penilaian terhadap indikator keberhasilan kegiatan. Disini dituliskan tentang apa dan bagaimana evaluasi dilakukan.
9. Catatan
Catatan fasilitator merupakan bagian terakhir yang menjadi tambahan bila saja ada hal-hal penting yang belum masuk dalam bagian lain di modul. Catatan juga berfungsi sebagai pengingat bagi fasilitator PLH.

Menulis itu mudah

November 13th, 2005 by timpakul · 2 Comments · modul

MENULIS. Bukanlah hal yang sangat sulit dilakukan. Berlatih dan berlatih adalah cara untuk mewujudkannya. Menulis sebuah pengalaman (termasuk dalam melakukan penelitian) merupakan hal yang menyenangkan, apalagi bila ada yang membaca dan berkomentar atas tulisan yang dibuat. Menulis adalah salah satu bentuk penyampaikan informasi (komunikasi) kepada orang lain.
Menuliskan pengalaman
Usahakan untuk tidak terbelenggu dengan keterbatasan. Menulis harus membebaskan pikiran dari rasa takut dan rasa salah. Tuliskanlah apa yang ingin ditulis. Setelah itu baru dilakukan penyempurnaan yang dapat dilakukan secara bersama-sama dengan kawan ataupun secara sendiri. Hindari rasa takut dikritik dan diberi saran. Karena kritik dan saran merupakan pemacu agar tulisan dapat menjadi lebih baik.
Untuk diketahui, dalam membuat sebuah tulisan setidaknya mengetahui siapa yang akan membaca tulisan anda, media apa yang akan dipergunakan, dan kira-kira berapa lama pembaca akan meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda.
Sangat disarankan untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Menggunakan bahasa lokal, bila tulisan diperuntukkan bagi sebuah kelompok masyarakat lokal yang memiliki bahasa sama, adalah sangat disarankan.
Apa saja yang bisa membuat tulisan menjadi menarik?
Ada beberapa hal yang menjadikan tulisan menjadi menarik dilihat dan dibaca. Misalnya dengan mengaitkan dengan kondisi terbaru, mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari, serta menampilkan hal-hal baru.
Hal lain yang membuat orang tertarik membaca tulisan adalah dengan ditampilkannya gambar (termasuk foto). Namun penting diingat agar tidak terlalu banyak menampilkan gambar dan foto yang tidak berkaitan dengan tulisan yang dibuat.
Merangkai tulisan
Dalam menuliskan pengalaman (penelitian), disarankan untuk menyampaikan informasi sejak pada baris awal tulisan. Namun diusahakan agar dalam satu paragrap hanya menampilkan satu hal yang ingin disampaikan. Dan dalam satu tulisan, tutuplah dengan beberapa baris sebagai kesimpulan dari cerita yang ingin disampaikan.

Prinsip-prinsip Pendidikan Lingkungan Hidup

November 13th, 2005 by timpakul · 2 Comments · modul

Pendidikan lingkungan hidup haruslah:
  • Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);
  • Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
  • Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.
  • Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerimainsight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
  • Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;
  • Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;
  • Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;
  • Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;
  • Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
  • Membantu peserta didik untuk menemukan (discover) gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
  • Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.
  • Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).

tentang pendidikan lingkungan hidup

November 12th, 2005 by lingkungan · 5 Comments · informasi

Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. lbarat sebuah pelita dalam kegelapan malam, pendidikan lingkungan hadir sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan lingkungan. Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi yang telah rusak menjadi baik dalam waktu sekejap, melainkan membutuhkan waktu, proses dan sumber daya.

JPL Kaltim Raih Stand Terbaik III Pameran Pembangunan Kaltim 2005

September 9th, 2005 by timpakul · No Comments · kegiatan

JPL Kaltim Raih Stand Terbaik IIIJaringan Pendidikan Lingkungan Hidup Kalimantan Timur (JPL Kaltim) selama delapan hari mengikuti pameran pembangunan Expo Kaltim 2005 bertempat di GOR Segiri Samarinda. Dalam Pameran Pembangunan kali ini, JPL Kaltim menyajikan gambaran kondisi lingkungan hidup dan keanekaragamanan hayati di beberapa tempat di Kaltim. Selain itu, JPL Kaltim juga menginformasikan tentang pendidikan lingkungan hidup, aktivitas anggota JPL Kaltim serta membagikan informasi berkaitan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Dalam Pameran Pembangunan kali ini, JPL Kaltim yang dibantu oleh kawan-kawan kader konservasi dan kader lingkungan Kota Samarinda, memperoleh penghargaan sebagai stand terbaik III dan hingga penutupan telah dikunjungi lebih dari 1.800 pengunjung. Gubernur Kaltim yang mengunjungi stand JPL Kaltim saat acara pembukaan juga menandatangani dukungan terhadap aktivitas pendidikan lingkungan hidup di Kalitm dan pelaksanaan Pertemuan Nasional Jaringan Pendidikan Lingkungan Hidup di Kalimantan Timur tahun 2007.
Di saat pameran ini juga, JPL Kaltim menyelenggarakan lomba buat dan baca surat lingkungan hidup untuk Gubernur Kaltim, lomba buat dan baca puisi lingkungan hidup, serta lomba design poster pendidikan lingkungan hidup.
Adapun pemenang masing-masing perlombaan adalah sebagai berikut:
Lomba Design Poster Pendidikan Lingkungan Hidup 
  • Juara I : Sulastri Septarini
  • Juara II : Gempur SR
  • Juara III : Edy Haryono
  • Juara Favorit: Edy Haryono
Lomba Buat dan Baca Surat Lingkungan Hidup untuk Gubernur 
  • Juara I : Rizma Alfiani R [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara II : Vania Anindhita K [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara III : Ayu Rafania Atikah [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara Harapan I: Anjela Rindasari [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara Harapan II: Recha Ammassa R [SD N 003 Samarinda]
Lomba Buat dan Baca Puisi Lingkungan Hidup 
  • Juara I : Fi “ Pratiwi [SLTP N 7 Samarinda]
  • Juara II : Thirda Helga [SMP Kristen Sunodia]
  • Juara III : Ratti Malya Fitriah [SMP Negeri 22]
  • Juara Harapan I: Nur Adlina ’Izzati [SMP Negeri 29 Samarinda]
  • Juara Harapan II: Timotius Prabawa [SMP Negeri I Samarinda]

Pengelolaan Sampah Kota Samarinda

July 27th, 2005 by timpakul · No Comments · lingkungan hidup

Pagi tadi setelah mengunjungi TPA Bukit Pinang disela-sela acara WLILH, saya sempat ngobrol dengan pengelola TPA, beberapa point diantaranya:
  • TPA Bukit Pinang akan tutup satu tahun ke depan
  • TPA Bukit Pinang hanya melakukan pengelolaan sederhana terhadap sampah kota, urusan sampah plastik menjadi rejeki bagi kawan pemulung, sedangkan TPA hanya memproduksi kompos dari tumpukan lama sekali dengan pengayakan
  • Saat ini pengolahan limbah, terutama cairan dari sampah dilakukan hanya dengan pengendapan yang kemudian airnya mengalir ke sungai karang asam besar seterusnya ke mahakan. tidak ada pengolahan!
  • Operasional satu truk 3,1-3,5 juta sebulan, terdiri dari gaji sopir 600ribu sebulan dan 5 tenaga pengangkut masing-masing 500ribu sebulan.
  • Hari ini (27/7) ada pertemuan antara KKPP dengan Komisi 3 DPRD Kota setelah adanya kursus sampah yang diikuti oleh komisi 3 DPRD Kota ke STTL Yogya
Dari pengamatan selama proses diskusi antara KKPP dengan Komisi 3 DPRD Kota (karena kami tidak diberikan kesempatan untuk bicara, hanya pengamat), berikut point-pointnya:
Dari Komisi 3 DPRD Kota:
  • Disarankan untuk membuat renstra pengelolaan sampah hingga 10-15 tahun ke depan
  • Untuk truk sampah harusnya menggunakan jaring agar sampah tidak berhamburan di jalan
  • Perlunya pemanfaatan sampah menjadi nilai ekonomis
  • Perlunya membuka ruang partisipasi bagi masyarakat kota samarinda dalam pengelolaan sampah
Dari KKPP:
  • Status KKPP harusnya sudah menjadi Dinas KPP, bukan hanya kantor
  • TPA Bukit Pinang akan ditutup dan dipindahkan ke Sambutan (kurang lebih 14 hektar) dan Palaran dengan sistem sanitary landfill
  • TPS di jalan protokol memang sengaja di habiskan, sehingga dari rumah ke TPS akan menggunakan becak-motor. biaya yang dibayarkan oleh setiap rumah Rp 2.500 per bulan, satu becak-motor bisa melayani 4 RT.
  • KKPP masih perlu kontainer yang akan diletakkan di beberapa tempat agar sampah juga tidak berhamburan
  • KKPP akan membuat draft resntra dalam satu bulan ke depan dan akan didiskusikan dengan DPRD.
  • Peraturan mengenai jam pembuangan sampah harusnya ditepati oleh masyarakat
  • Aturan yustisi berkaitan sampah akan ditegakkan (denda bila membuang sampah sembarangan)
Komisi 3 DPRD Kota dan KKPP kemudian mengunjungi calon lokasi TPA di Sambutan.

Belajar Coaching

July 7th, 2005 by timpakul · No Comments · kegiatan

Di sela-sela kesibukan kawan-kawan anggota JPL Kaltim mempersiapkan keikutsertaan dalam acara Kaltim Expo tanggal 1-7 September 2005 di Samarinda, kawan-kawan anggota JPL Kaltim memperoleh kesempatan belajar tentang “COACHING”, sebagai alternatif jalan pendekatan mendekatkan PLH ke lingkar guru dan sekolah. Dalam proses pembelajaran kali ini dihadiri 15 orang anggota JPL Kaltim, dengan Mas Panthom sebagai pelatih di pembelajaran ini.
 
Pembelajaran dimulai dengan roleplay, dimana 3 orang kawan menjadi fasilitator dalam sebuah acara pelatihan pendidikan lingkungan hidup. Kemudian kawan lain berperan sebagai pengamat dan anggota tim serta peserta pelatihan. Dalam roleplay ini, ditemukan beberapa sikap dan sifat kawan dalam sebuah tim. Ada yang berperan sebagai pendukung, ada yang menjatuhkan, dan ada yang memberikan solusi perbaikan.
Selanjutnya disampaikan tentang pengertian COACHING dan prinsip-prinsip yang melingkupinya. COACHING pada dasarnya merupakan serupa dengan peran pelatih olahraga, yang bertugas untuk membantu seorang atlit bisa lebih baik dan terarah. Dalam PLH diharapkan COACH bisa mewujudkan kemenangan bersama.

Pendidikan Lingkungan Hidup di Kalimantan Timur

June 1st, 2005 by timpakul · No Comments · informasi

menuju penas jpl 2007Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi terluas di Indonesia yang memiliki sumber daya yang sangat kaya. Pengelolaan dan pemanfaatan yang diterapkan selama ini telah memberikan kontribusi yang berdampak positif untuk pembangunan sekaligus dampak negatif berupa penurunan mutu lingkungan dalam bentuk pencemaran-pencemaran yang serius dan pengurangan luasan hutan. Kondisi ini menggambarkan bahwa konsep pengelolaan dan atau pemanfaatan yang dilaksanakan belum mencerminkan pengelolaan dan pemanfaatan yang berkelanjutan. Konsep perencanaan pembangunan yang dijadikan acuan oleh pemerintah sebagai pembuat keputusan sampai saat ini belumlah mencerminkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan menganggap bahwa sumber daya alam yang terkandung dalam bumi nusantara ini jumlahnya tidak terbatas, dapat diperoleh gratis, dan dapat diperoleh dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. lbarat sebuah pelita dalam kegelapan malam, pendidikan lingkungan hadir sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan lingkungan. Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi yang telah rusak menjadi baik dalam waktu sekejap, melainkan membutuhkan waktu, proses dan sumber daya.
Di Kalimantan Timur Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup non formal banyak mengusung tema-tema tentang perusakan lingkungan di sektor Kehutanan dan Tambang yang dipelopori oleh banyak LSM baik lokal maupun internasional. Kondisi saat ini, Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur, melalui Dinas Pendidikan Nasional Kaltim telah memiliki komitmen untuk pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah pada tahun 2006. Selain itu, Bapedalda Propinsi Kalitm juga telah menganggarkan pelaksanaan lokakarya PLH tingkat Propinsi untuk tahun 2005 ini.
Untuk Pendidikan Lingkungan Hidup formal dipelopori oleh Kota Balikpapan yang mencetuskan kurikulum mutan lokal Pendidikan Kebersihan dan Lingkungan Hidup (PKLH) dan mewajibkan penerapannya di semua sekolah di Balikapapan dari tingkat SD sampai dengan SLTP tahun 2003. Dan akhirnya meskipun sebagian besar Kabupaten/Kota lainnya di Kalimantan Timur belum menampakkan niat untuk membuat Mulok yang serupa, beberapa kabupaten/kota seperti Tarakan, Samarinda dan Malinau cukup termotivasi untuk menerapkan PLH di sekolah-sekolah.

No comments:

Post a Comment

Archive

Sections

Blog Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic
TUTORIAL BLOG

Buka Semua | Tutup Semua

Header Background

Header Background
Header Background Image. Ideal width 1600px with.

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Section Background

Section Background
Background image. Ideal width 1600px with.

Section Background

Section Background
Background image. Ideal width 1600px with.

Courses

6-latest-350px-course

About Me

Followers

Popular

Silahkan anda cari artikel disini

Pages

Hello! We’re Fenix Creative Photo Studio

Silahkan anda cari makalah disini
3-tag:Courses-65px

Popular Posts

Makalah Perkuliah

Dalam melaksanakan aktivitas pendidikan lingkungan hidup, disarankan untuk melakukan tahapan perencanaan dan persiapan, yang meliputi: pendalaman materi, penyusunan modul, dan persiapan kegiatan.
Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan kegiatan pendidikan lingkungan hidup adalah:
1. Tentukan tujuan umum-khusus
2. Tentukan tema
3. Pilih obyek
4. Susun alur kegiatan
5. Persiapkan alat bantu
6. Pelaksanaan kegiatan
7. Evaluasi kegiatan
Penyusunan modul PLH Non Formal dilakukan setelah ditemukan tema yang akan dijadikan sebagai sentral topik pendidikan lingkungan hidup. Adapun struktur dari modul PLH sekurangnya meliputi:
1. Tema Kegiatan
Tema kegiatan merupakan aspek utama dari kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya saja tema ”Panas Dingin” untuk menggambarkan kondisi di kawasan hutan dan di kawasan tak berhutan.
2. Tujuan Umum/Khusus
Tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan umum merupakan hal besar/umum yang ingin diwujudkan, sedangkan tujuan khusus adalah pencapaian secara spesifik/khusus. Misalnya: Tujuan umum: Mengetahui fungsi hutan. Tujuan khusus: mengetahui fungsi hutan sebagai pelindung
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan adalah rincian peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan PLH. Sangat disarankan untuk melakukan pendataan serinci mungkin agar tak ada yang terlupakan saat pelaksanaan kegiatan.
4. Obyek
Obyek merupakan hal yang ingin diamati (bila ada)
5. Waktu
Waktu menunjukkan lamanya kegiatan akan dilakukan. Dalam penulisan waktu, juga dapat dilakukan bersama dengan penulisan setiap setiap tahapan alur yang akan dilaksanaan. Semakin detail akan sangat membantu bagi fasilitator PLH.
6. Metoda
Metoda merupakan penggambaran umum terhadap metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Misalnya diskusi, permainan, dll.
7. Alur kegiatan
Alur kegiatan merupakan rincian tahapan kegiatan secara terstruktur.
8. Evaluasi
Evaluasi menegaskan cara melakukan penilaian terhadap indikator keberhasilan kegiatan. Disini dituliskan tentang apa dan bagaimana evaluasi dilakukan.
9. Catatan
Catatan fasilitator merupakan bagian terakhir yang menjadi tambahan bila saja ada hal-hal penting yang belum masuk dalam bagian lain di modul. Catatan juga berfungsi sebagai pengingat bagi fasilitator PLH.

Menulis itu mudah

November 13th, 2005 by timpakul · 2 Comments · modul

MENULIS. Bukanlah hal yang sangat sulit dilakukan. Berlatih dan berlatih adalah cara untuk mewujudkannya. Menulis sebuah pengalaman (termasuk dalam melakukan penelitian) merupakan hal yang menyenangkan, apalagi bila ada yang membaca dan berkomentar atas tulisan yang dibuat. Menulis adalah salah satu bentuk penyampaikan informasi (komunikasi) kepada orang lain.
Menuliskan pengalaman
Usahakan untuk tidak terbelenggu dengan keterbatasan. Menulis harus membebaskan pikiran dari rasa takut dan rasa salah. Tuliskanlah apa yang ingin ditulis. Setelah itu baru dilakukan penyempurnaan yang dapat dilakukan secara bersama-sama dengan kawan ataupun secara sendiri. Hindari rasa takut dikritik dan diberi saran. Karena kritik dan saran merupakan pemacu agar tulisan dapat menjadi lebih baik.
Untuk diketahui, dalam membuat sebuah tulisan setidaknya mengetahui siapa yang akan membaca tulisan anda, media apa yang akan dipergunakan, dan kira-kira berapa lama pembaca akan meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda.
Sangat disarankan untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Menggunakan bahasa lokal, bila tulisan diperuntukkan bagi sebuah kelompok masyarakat lokal yang memiliki bahasa sama, adalah sangat disarankan.
Apa saja yang bisa membuat tulisan menjadi menarik?
Ada beberapa hal yang menjadikan tulisan menjadi menarik dilihat dan dibaca. Misalnya dengan mengaitkan dengan kondisi terbaru, mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari, serta menampilkan hal-hal baru.
Hal lain yang membuat orang tertarik membaca tulisan adalah dengan ditampilkannya gambar (termasuk foto). Namun penting diingat agar tidak terlalu banyak menampilkan gambar dan foto yang tidak berkaitan dengan tulisan yang dibuat.
Merangkai tulisan
Dalam menuliskan pengalaman (penelitian), disarankan untuk menyampaikan informasi sejak pada baris awal tulisan. Namun diusahakan agar dalam satu paragrap hanya menampilkan satu hal yang ingin disampaikan. Dan dalam satu tulisan, tutuplah dengan beberapa baris sebagai kesimpulan dari cerita yang ingin disampaikan.

Prinsip-prinsip Pendidikan Lingkungan Hidup

November 13th, 2005 by timpakul · 2 Comments · modul

Pendidikan lingkungan hidup haruslah:
  • Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);
  • Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
  • Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.
  • Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerimainsight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
  • Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;
  • Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;
  • Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;
  • Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;
  • Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
  • Membantu peserta didik untuk menemukan (discover) gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
  • Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.
  • Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).

tentang pendidikan lingkungan hidup

November 12th, 2005 by lingkungan · 5 Comments · informasi

Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. lbarat sebuah pelita dalam kegelapan malam, pendidikan lingkungan hadir sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan lingkungan. Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi yang telah rusak menjadi baik dalam waktu sekejap, melainkan membutuhkan waktu, proses dan sumber daya.

JPL Kaltim Raih Stand Terbaik III Pameran Pembangunan Kaltim 2005

September 9th, 2005 by timpakul · No Comments · kegiatan

JPL Kaltim Raih Stand Terbaik IIIJaringan Pendidikan Lingkungan Hidup Kalimantan Timur (JPL Kaltim) selama delapan hari mengikuti pameran pembangunan Expo Kaltim 2005 bertempat di GOR Segiri Samarinda. Dalam Pameran Pembangunan kali ini, JPL Kaltim menyajikan gambaran kondisi lingkungan hidup dan keanekaragamanan hayati di beberapa tempat di Kaltim. Selain itu, JPL Kaltim juga menginformasikan tentang pendidikan lingkungan hidup, aktivitas anggota JPL Kaltim serta membagikan informasi berkaitan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Dalam Pameran Pembangunan kali ini, JPL Kaltim yang dibantu oleh kawan-kawan kader konservasi dan kader lingkungan Kota Samarinda, memperoleh penghargaan sebagai stand terbaik III dan hingga penutupan telah dikunjungi lebih dari 1.800 pengunjung. Gubernur Kaltim yang mengunjungi stand JPL Kaltim saat acara pembukaan juga menandatangani dukungan terhadap aktivitas pendidikan lingkungan hidup di Kalitm dan pelaksanaan Pertemuan Nasional Jaringan Pendidikan Lingkungan Hidup di Kalimantan Timur tahun 2007.
Di saat pameran ini juga, JPL Kaltim menyelenggarakan lomba buat dan baca surat lingkungan hidup untuk Gubernur Kaltim, lomba buat dan baca puisi lingkungan hidup, serta lomba design poster pendidikan lingkungan hidup.
Adapun pemenang masing-masing perlombaan adalah sebagai berikut:
Lomba Design Poster Pendidikan Lingkungan Hidup 
  • Juara I : Sulastri Septarini
  • Juara II : Gempur SR
  • Juara III : Edy Haryono
  • Juara Favorit: Edy Haryono
Lomba Buat dan Baca Surat Lingkungan Hidup untuk Gubernur 
  • Juara I : Rizma Alfiani R [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara II : Vania Anindhita K [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara III : Ayu Rafania Atikah [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara Harapan I: Anjela Rindasari [SD Muhammadiyah 1 Samarinda]
  • Juara Harapan II: Recha Ammassa R [SD N 003 Samarinda]
Lomba Buat dan Baca Puisi Lingkungan Hidup 
  • Juara I : Fi “ Pratiwi [SLTP N 7 Samarinda]
  • Juara II : Thirda Helga [SMP Kristen Sunodia]
  • Juara III : Ratti Malya Fitriah [SMP Negeri 22]
  • Juara Harapan I: Nur Adlina ’Izzati [SMP Negeri 29 Samarinda]
  • Juara Harapan II: Timotius Prabawa [SMP Negeri I Samarinda]

Pengelolaan Sampah Kota Samarinda

July 27th, 2005 by timpakul · No Comments · lingkungan hidup

Pagi tadi setelah mengunjungi TPA Bukit Pinang disela-sela acara WLILH, saya sempat ngobrol dengan pengelola TPA, beberapa point diantaranya:
  • TPA Bukit Pinang akan tutup satu tahun ke depan
  • TPA Bukit Pinang hanya melakukan pengelolaan sederhana terhadap sampah kota, urusan sampah plastik menjadi rejeki bagi kawan pemulung, sedangkan TPA hanya memproduksi kompos dari tumpukan lama sekali dengan pengayakan
  • Saat ini pengolahan limbah, terutama cairan dari sampah dilakukan hanya dengan pengendapan yang kemudian airnya mengalir ke sungai karang asam besar seterusnya ke mahakan. tidak ada pengolahan!
  • Operasional satu truk 3,1-3,5 juta sebulan, terdiri dari gaji sopir 600ribu sebulan dan 5 tenaga pengangkut masing-masing 500ribu sebulan.
  • Hari ini (27/7) ada pertemuan antara KKPP dengan Komisi 3 DPRD Kota setelah adanya kursus sampah yang diikuti oleh komisi 3 DPRD Kota ke STTL Yogya
Dari pengamatan selama proses diskusi antara KKPP dengan Komisi 3 DPRD Kota (karena kami tidak diberikan kesempatan untuk bicara, hanya pengamat), berikut point-pointnya:
Dari Komisi 3 DPRD Kota:
  • Disarankan untuk membuat renstra pengelolaan sampah hingga 10-15 tahun ke depan
  • Untuk truk sampah harusnya menggunakan jaring agar sampah tidak berhamburan di jalan
  • Perlunya pemanfaatan sampah menjadi nilai ekonomis
  • Perlunya membuka ruang partisipasi bagi masyarakat kota samarinda dalam pengelolaan sampah
Dari KKPP:
  • Status KKPP harusnya sudah menjadi Dinas KPP, bukan hanya kantor
  • TPA Bukit Pinang akan ditutup dan dipindahkan ke Sambutan (kurang lebih 14 hektar) dan Palaran dengan sistem sanitary landfill
  • TPS di jalan protokol memang sengaja di habiskan, sehingga dari rumah ke TPS akan menggunakan becak-motor. biaya yang dibayarkan oleh setiap rumah Rp 2.500 per bulan, satu becak-motor bisa melayani 4 RT.
  • KKPP masih perlu kontainer yang akan diletakkan di beberapa tempat agar sampah juga tidak berhamburan
  • KKPP akan membuat draft resntra dalam satu bulan ke depan dan akan didiskusikan dengan DPRD.
  • Peraturan mengenai jam pembuangan sampah harusnya ditepati oleh masyarakat
  • Aturan yustisi berkaitan sampah akan ditegakkan (denda bila membuang sampah sembarangan)
Komisi 3 DPRD Kota dan KKPP kemudian mengunjungi calon lokasi TPA di Sambutan.

Belajar Coaching

July 7th, 2005 by timpakul · No Comments · kegiatan

Di sela-sela kesibukan kawan-kawan anggota JPL Kaltim mempersiapkan keikutsertaan dalam acara Kaltim Expo tanggal 1-7 September 2005 di Samarinda, kawan-kawan anggota JPL Kaltim memperoleh kesempatan belajar tentang “COACHING”, sebagai alternatif jalan pendekatan mendekatkan PLH ke lingkar guru dan sekolah. Dalam proses pembelajaran kali ini dihadiri 15 orang anggota JPL Kaltim, dengan Mas Panthom sebagai pelatih di pembelajaran ini.
 
Pembelajaran dimulai dengan roleplay, dimana 3 orang kawan menjadi fasilitator dalam sebuah acara pelatihan pendidikan lingkungan hidup. Kemudian kawan lain berperan sebagai pengamat dan anggota tim serta peserta pelatihan. Dalam roleplay ini, ditemukan beberapa sikap dan sifat kawan dalam sebuah tim. Ada yang berperan sebagai pendukung, ada yang menjatuhkan, dan ada yang memberikan solusi perbaikan.
Selanjutnya disampaikan tentang pengertian COACHING dan prinsip-prinsip yang melingkupinya. COACHING pada dasarnya merupakan serupa dengan peran pelatih olahraga, yang bertugas untuk membantu seorang atlit bisa lebih baik dan terarah. Dalam PLH diharapkan COACH bisa mewujudkan kemenangan bersama.

Pendidikan Lingkungan Hidup di Kalimantan Timur

June 1st, 2005 by timpakul · No Comments · informasi

menuju penas jpl 2007Kalimantan Timur merupakan salah satu propinsi terluas di Indonesia yang memiliki sumber daya yang sangat kaya. Pengelolaan dan pemanfaatan yang diterapkan selama ini telah memberikan kontribusi yang berdampak positif untuk pembangunan sekaligus dampak negatif berupa penurunan mutu lingkungan dalam bentuk pencemaran-pencemaran yang serius dan pengurangan luasan hutan. Kondisi ini menggambarkan bahwa konsep pengelolaan dan atau pemanfaatan yang dilaksanakan belum mencerminkan pengelolaan dan pemanfaatan yang berkelanjutan. Konsep perencanaan pembangunan yang dijadikan acuan oleh pemerintah sebagai pembuat keputusan sampai saat ini belumlah mencerminkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan menganggap bahwa sumber daya alam yang terkandung dalam bumi nusantara ini jumlahnya tidak terbatas, dapat diperoleh gratis, dan dapat diperoleh dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. lbarat sebuah pelita dalam kegelapan malam, pendidikan lingkungan hadir sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan lingkungan. Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi yang telah rusak menjadi baik dalam waktu sekejap, melainkan membutuhkan waktu, proses dan sumber daya.
Di Kalimantan Timur Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup non formal banyak mengusung tema-tema tentang perusakan lingkungan di sektor Kehutanan dan Tambang yang dipelopori oleh banyak LSM baik lokal maupun internasional. Kondisi saat ini, Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur, melalui Dinas Pendidikan Nasional Kaltim telah memiliki komitmen untuk pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah pada tahun 2006. Selain itu, Bapedalda Propinsi Kalitm juga telah menganggarkan pelaksanaan lokakarya PLH tingkat Propinsi untuk tahun 2005 ini.
Untuk Pendidikan Lingkungan Hidup formal dipelopori oleh Kota Balikpapan yang mencetuskan kurikulum mutan lokal Pendidikan Kebersihan dan Lingkungan Hidup (PKLH) dan mewajibkan penerapannya di semua sekolah di Balikapapan dari tingkat SD sampai dengan SLTP tahun 2003. Dan akhirnya meskipun sebagian besar Kabupaten/Kota lainnya di Kalimantan Timur belum menampakkan niat untuk membuat Mulok yang serupa, beberapa kabupaten/kota seperti Tarakan, Samarinda dan Malinau cukup termotivasi untuk menerapkan PLH di sekolah-sekolah.

Share

Post a Comment