Pola Geometri pada Seni dan Arsitektur Islam di Andalucia
ABSTRAK
Salah satu warisan budaya Islam yang terkenal adalah penggunaan pola
geometri pada kesenian dan arsitektur Islam. Hal ini bisa dilihat dari
bangunan sejarah yang masih ada di kota Granada, Andalucia, Spanyol,
yaitu Alhambra. Pola pembuatan denah, fasade, dan ornamen yang menghiasi
bangunan ditata dalam kesenian matematika sederhana.
Kata Kunci: seni, arsitektur, geometri, islam
Islam pernah mengalami kejayaan di Eropa yang dimulai dari Andalusia,
Spanyol bagian selatan, pada masa pemerintahan bani Umayah yaitu tahun
711 masehi atau 97 hijriah. Salah satu bangunan terkenal yang menjadi
saksi kejayaan itu adalah Alhambra yang terletak di kota Granada dan
Masjid Cordoba yang terletak di Cordoba. Kedua kota tersebut berada di
Andalucia, Spanyol.
Pembanugnan kedua bangunan tersebut didesain tidak lepas dari seni
islam yang berkembang pada saat itu. Kesenian islam yang dimaksud,
menurut Prisse (1878) dalam Rabah (2004) terbagi dalam 3 bagian, yaitu
bunga, geometri, dan kaligrafi. Ketiga seni islam tersebut yang
menghiasi ruang dalam dan fasade bangunan.
Pada bangunan-bangunan islam di Andalucia, implementasi seni geometri
lebih dominan dibandingkan dengan kedua kesenian yang lain. Begitu juga
pada teknik pembuatan denah, fasade, dan ornamen-ornamen yang menghiasi
ruang dalam bangunan, teknik geometri sangat ditekankkan sehingga kesan
simetris sangat terlihat.
Metode pembangunan Alhambra
Alhambra yang merupakan salah satu bangunan peninggalan islam dinasti
Nasrid di Granada, Spanyol, merupakan bangunan muslim yang didesain
dengan menggunakan ilmu matematika sederhana. Desain dan teknik
pelaksanaan bangunan tersebut berdasar pada ilmu geometri dan tanpa
dibekali dengan ilmu mekanik yang kita kenal saat ini.
Metode yang digunakan untuk pembuatan bangunan Alhambra berdasar pada
metode ratio 1:5. Metode ratio ini sering digunakan pada pembuatan
bangunan-bangunan untuk penentuan denah yaitu perbandingan panjang dan
lebar. Selain itu aspek ratio ini juga berlaku untuk ketinggian, yaitu
perbadingan lebar dan tinggi bangunan. Sebagai contoh bangunan yang
mengaplikasikan aspek ratio ini adalah denah bangunan Palacio del Parta
di Alhambra dan menara Abd Al-Rahman III di Masjid Cordoba yang mana
tinggi menara lima kali tinggi lebar bangunan.
Metode lain yang digunakan untuk pembuatan bangunan tersebut adalah
teorema pitagoras yang berasal dari Yunani, dan sedang berkembang pada
saat itu. Teori ini memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap metode
pembangunan Alhambra. Arsitek pada saat itu tidak menggunakan busur
untuk menentukan sudut, melainkan memanfaatkan diagonal pada segitga.
Pemanfaatan diagonal tersebut untuk digunakan pada salah satu sisi
segitiga akan menghasilkan sudur yang berbeda. Sehingga akan didapatkan
dua segitiga yang sering digunakan dengan sudut 90, 45, 45 atau disebut
dengan Escuadra dan sudut 90, 60, 30 atau disebut dengan cartabon.
Sedangkan untuk sistem satuan, pada saat itu sudah mengenal
Hispano-Muslim codo yang merupakan warisan Roman Pedes. Ada dua macam
satuan yang dikenal pada saat itu, yaitu ma'munit codo yang bernilai
antara 47,5 cm dan 50 cm dan rashshashid codo yang bernilai 60 cm dan 63
cm atau 62 cm dan 63 cm. Untuk pembangunan Alhambra sendiri, sistem
satuan yang digunakan adalah rashshashid codo.
Implementasi geometri pada denah, fasade, dan layout di Alhambra
Dalam penentuan sebuah denah, hal pertama yang diperhatikan adalah
ratio perbandingan 1:5, yaitu lebar bangunan lima kali dari ukuran
panjang. Pada contoh ini, kita mencoba mengacu pada bangunan Palacio del
Partal. Mula-mula dibuatlah bentuk persegi imajiner sejumlah 5 buah
yang ditata secara menyamping. Selanjutnya dibuat garis luar untuk
menentukan ketebalan dinding selebar ¾ rashshashid codo pada sisi timur,
barat, dan selatan. Ukuran ini juga diberlakukan pada kolom
masing-masing bagian persegi, kecuali pada bagian timur dan barat
selebar 2 rashshashid codo karena digunakan untuk mengikat kolom dari
dua arah.
Dengan menggunakan metode escuadra, ditariklah garis imajiner dari
bagian dalam kolom 2 dan 4 sehingga ketemu satu titik di bagian utara.
Titik itu juga lah yang menentukan ketebalan dinding bagian utara,
sehingga dinding bagian utara bangunan tampak lebih tebal dari ketiga
dinding yang lain.
Titik pertemuan yang digunakan untuk menentukan ketebalan dinding
bagian utara, selanjutnya dtarik garis lurus menuju ke selatan. Dari
titik bagian selatan tersebut dilanjutkan membuat garis imajiner dengan
cartabon, yang menggunakan sudut 30o. Ketika garis imajiner menyentuh
bagian dinding utara, maka akan terbentuk 2 titik. Dari jarak kedua
titik tersebut dibuat sebuah persegi dengan jarak yang sama. Persegi
tersebut digunakan untuk sebuah tower. Sedangkan untuk ketebalan dinding
tower pada bagian barat dan timur, disamakan dengan ketebalan dinding
bagian timur, selatan, dan barat pada galeri.
Untuk ketebalan dinding bagian utara tower, ditentukan kembali dengan
kombinasi escuadra dan cartabon, dan seterusnya. Langkah-langkah
tersebut dalam sebatas rencana pada denah. Dalam menentukan kembali
rancangan secara vertikal atau bentuk fasade, kembali digunakan escuadra
dan cartabon. Penentuan-penentuan tersebut dilakukan untuk mendapatkan
proporsi yang tepat dalam sebuah bangunan. Tidak hanya pada bangunan,
akan tetapi metode ini juga diterapkan dalam penentuan layout plan,
contohnya pada taman Palacio del Riyad.
Implementasi geometri pada ornamen
Bentuk dasar dalam pembuatan ornamen adalah lingkaran yang
dikombinasikan dengan persegi dan lingkaran yang dikominasikan dengan
segitiga. Pola geometri yang menggabungkan lingkaran dan persegi,
disebut dengan sistem proporsi akar 2, karena pada pola ini menggunakan
ratio perbandingan sisi persegi dengan diagonal persegi yaitu 1:√2.
Sedangkan pola geometri yang menggabungkan lingkaran dan segitiga
disebut dengan sistem proporsi akar 3, karena pada pola ini menggunakan
ratio perbandingan setengah alas dengan tinggi yang membagi dua segitiga
sama sisi.
Dari kedua sistem proporsi tersebut, dapat dilanjutkan dengan metode
rotasi dan juga perpotongan garis. Selanjutnya didapatkan garisgaris
imajiner yang dihasilkan dari rotasi obyek dan perpotongan garis yang
menyentuhnya. Pada garis-garis imajiner itulah dibuatlah sebuah garis
yang membentuk pola yang nantinya dapat diulang secara vertikal dan
horisontal.
Sistem proporsi akar 2
Untuk membuat garis imajiner pada sistem proporsi akar 2, langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah membuat lingkaran dan membuat garis
tegak lurus yang membagi lingkaran menjadi 4 bagian. Garis pembagi
tersebut apabila bertemu dengan lingkaran akan terbentuk 4 titik. temu
Selanjutnya dibuat empat lingkaran dengan radius yang sama dengan pusat
lingkaran pada keempat titik temu tersebut. Dari perpotongan
lingkaran-lingkaran tersebut akan didapatkan titik temu yang lain dan
apabila dihubungkan akan didapatkan persegi di luar lingkaran dan garis
diagonal.
Selanjutnya untuk membuat garis imajiner baru dapat dihasilkan dari
titik-titik hasil perpotongan lingkaran, persegi, dan garis diagonal.
Pada garis-garis imajiner itulah dimulai sebuah pola yang selanjutnya
diulang secara vertikal dan horisontal. Pola pengulangan pada sistem
proporsi ini adalah dengan mendekatkan persegi di luar lingkaran dengan
persegi di luar lingkaran berikutnya.
Sistem proporsi akar 3
Untuk pembuatan garis imajiner pada sistem proporsi akar 3, langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah membuat lingkaran dan membuat garis
lurus yang membagi lingkaran menjadi 2 bagian. Selanjutnya dibuat
lingkaran dengan pusat lingkaran pada kedua titik tersebut. Dari
pertemuan kedua titik tersebut ditarik garis sehingga terbentuk dua
segitiga sama sisi dan atau hexagonal di dalam lingkaran.
Dari garis-garis imajiner tersebut dapat dimulai sebuah pola dan
dilakukan dengan pengulangan dengan cara mendekatkan modul-modul
hexagonal. Berbeda dengan pengulangan pada sistem proporsi akar 2 yang
dapat dilakukan secara linear baik horisontal ataupun vertikal, karena
pada sistem proporsi akar 2 memiliki bentuk persegi yang memiliki dua
diagonal yang sama, sedangkan pada hexagonal tidak memiliki diagonal
yang sama.
Apabila pada sistem proporsi akar 3 dipaksakan untuk pengulangan
secara linear, seperti yang terjdai pada sistem proporsi akan 2, maka
akan dihasilkan motif yang gagal. Karena terdapat ruang yang kosong
diantaranya.
Pola-pola yang terbentuk tersebut di atas, baik yang didapat dari
sistem proporsi akar 2 ataupun akar 3, tidak hanya digunakan pada
dekorasi arsitektur, tetapi juga digunakan pada kerajinan logam, kayu,
keramik, tekstil, karpet ataupun minatur.
Dari beberapa contoh yang disebutkan di atas, yang meliputi
langkah-langkah mendesain sebuah denah, fasade, layout, dan ornamen,
dapat ditarik benang merah bahwa geometri yang merupakan bagian dari
ilmu matematika memiliki andil yang besar dalam kesenian dan arsitektur
Islam pada saat itu. Keindahan yang terlihat, dan menjadi saksi
hingga saat ini di Alhambra, merupakan salah satu contoh peninggalan
Islam dalam berkesenian dan berarsitektur.
Referensi
- El-Said, Issam. 1993. Islamic Art and Architecture. The System of Geometric Design. United Kingdom: Garnet Publishing Limited
- Escrig, Felix. 2009. Geometry and Structures. Historical Impresions about architecture. Valencia:J. IASS
- Puertas, Antonio Fernandez. 1997. The Alhambra from the Ninth Century to Yusuf I (1354).London: Saqi Books
- Saoud, Rabah. 2004. Introduction to Muslim Art. London: FSTC
- The Metropolitan Museum of Art. 2004. Islamic Art and Geomtric Design. New Jersey: Union Hill Printing Co., Inc yang dimulai dari Andalusia, Spanyol
'The process has not varied for one millennium though conception and design has started using new technologies such as data processing".(Zellige craftmanship WIKIPEDIA/zellige)
ReplyDeletehttp://www.articlesnatch.com/Article/...
We have discovered new techniques in processing zillij.My techniques are simple and dont require any particular expertise and results in quicker production and a smoother, lighter table top or panel as no concrete or iron are required. Furmah ,hand cut from any ready made tiles (7 to 8 mm thk) ,we prefer low sheen floor tiles (rustic or monochromatic color)
Anybody can create zillij mosaic !!!
Learn more about our mosaic at http://moroccandesign.com/moroccan-mo...
http://www.flickr.com/photos/turangan/
http://www.flickr.com/photos/genet3/
http://www.youtube.com/watch?v=cJfM1N...
http://www.youtube.com/watch?v=SuIFMivx-Ic&feature=related